Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KTP Elektronik Diduga Dipalsukan

Kompas.com - 26/08/2016, 21:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Kepolisian Negara RI menemukan adanya pemalsuan KTP elektronik. Terdapat pelaku kejahatan yang memiliki 159 KTP elektronik palsu, yang secara kasat mata, sama persis dengan yang asli.

Terkait dengan hal tersebut, Polri siap membantu Kementerian Dalam Negeri dalam mengawasi perekaman data kependudukan. Polri tak ragu menindak oknum yang berani memalsukan KTP elektronik, baik dari kalangan pegawai negeri sipil maupun warga biasa.

”Tentu akan kami tindak jika ada yang melakukan tindakan seperti itu. Kami siap membantu dan kalau ada temuan, laporkan akan segera kami lakukan pendalaman,” ujar Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian seusai melakukan pertemuan tertutup dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), di Jakarta, Kamis (25/8/2016).

Hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang juga merupakan Wakil Ketua Kompolnas.

Pemalsuan KTP elektronik memang terjadi. Tjahjo mendapat informasi dari kepolisian tentang ada pelaku kejahatan dengan 159 KTP elektronik palsu.

”Orang itu punya 159. Artinya ada permainan oknum kami di bawah,” ujar Tjahjo.

Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri saat ini sedang berupaya menyelesaikan perekaman data kependudukan yang ditargetkan rampung akhir September. Hingga saat ini, terdapat sekitar 22 juta penduduk yang belum melakukan perekaman data.

Terkait dengan hal tersebut, Kemendagri meminta pemerintah daerah untuk secara proaktif mendatangi masyarakat yang belum merekam data kependudukan.

”Untuk yang di daerah, dari kecamatan datangilah warga yang berada di pelosok desa atau di gunung. Dengan harapan, deadline akhir September ini dapat tercapai. Karena hingga saat ini masih ada 20 juta warga negara Indonesia yang belum merekam data,” kata Tjahjo.

Namun, untuk warga yang mudah mengakses kantor kelurahan atau kecamatan, ia meminta masyarakat secara sukarela melakukan perekaman data. Sebab, jika tidak memiliki KTP elektronik, warga tersebut akan kesulitan memperoleh layanan publik. ”Mau cari paspor, mau mengakses layanan apa pun akan sulit nantinya,” kata Tjahjo.

Terkait ketersediaan blangko KTP elektronik, Mendagri mengatakan, blangko tersedia untuk semua wilayah. Blangko akan diberikan secara merata.

Upaya proaktif pemerintah mendatangi masyarakat agar melakukan perekaman data diapresiasi oleh pengamat kebijakan publik dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Fajri Nursyamsi. ”Inisiatif yang sangat baik dalam rangka menyukseskan program percepatan perekaman data kependudukan,” ujar Fajri.

Namun, upaya tersebut juga harus diikuti dengan pemenuhan fasilitas perekaman data di setiap wilayah. Penyediaan blangko harus diutamakan dan dikoordinasikan, sehingga ketersediaannya tidak perlu menunggu pengiriman dari pemerintah pusat. Cara semacam ini berisiko pada penyalahgunaan. Oleh karena itu, Kemendagri diminta untuk memperketat pengawasan.

 

Versi cetak artikel ini terbit di harian "Kompas" edisi 26 Agustus 2016, di halaman 2 dengan judul "KTP Elektronik Diduga Dipalsukan"

Kompas TV 82.000 Warga Grobogan Belum Miliki e-KTP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com