Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Ketua Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara

pengagum jurnalisme | penikmat sastra | pecandu tawa riang keluarga

Sudahkah Media "Online" Memenuhi Aksesibilitas Informasi bagi Penyandang Disabilitas?

Kompas.com - 02/08/2016, 08:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Masih ingatkah Anda bagaimana berita televisi dikemas di era 1990-an? Seperti kemasan televisi modern, berita di zaman itu juga melibatkan seorang atau dua orang pembaca berita.

Ada juga latar belakang visual di belakang si pembaca berita, meskipun teknologi saat itu tidak mampu memunculkan latar belakang yang cantik dan dinamis seperti saat ini.

Dari sisi teknologi, kemasan berita televisi di masa lalu memang tak secanggih kemasan masa kini. Sesuatu yang tidak ada sebelumnya, sekarang bisa muncul dalam kemasan yang lebih menawan.

Namun, ada satu hal yang ada di masa lalu tetapi tak lagi muncul akhir-akhir ini. Satu hal itu adalah peraga yang tampil di sudut kiri atau kanan bawah layar kaca anda selama berita berlangsung. Si peraga ini bertugas “menyiarkan” berita melalui bahasa isyarat.

Keberadaan para peraga mungkin dianggap sebagai “gangguan visual” oleh sebagian orang. Namun, bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus, para peraga adalah penyelamat.

Masyarakat yang tidak bisa mendengar suara akan sangat bergantung dengan bahasa isyarat yang disampaikan oleh peraga. Dengan demikian, isi berita tetap tersampaikan kepada semua orang, tanpa kecuali.

Kini, para peraga tak lagi terlihat di layar kaca. Entah apa alasannya. Yang jelas, sebuah ironi sedang terjadi, yaitu para peraga hilang justru ketika media berkembang sangat pesat.

Perkembangan media itu hadir dalam berbagai bentuk media baru. Internet adalah rahim yang melahirkan berbagai macam bentuk media.

Orang tak lagi mengandalkan televisi, apalagi media cetak, untuk mendapatkan berita. Orang tak lagi perlu menunggu sampai di rumah untuk membaca koran atau menyalakan televisi dan radio.

Berita kini berserakan di mana-mana. Bahkan, berita selalu “mengikuti” kemana pun manusia pergi.

Dia hadir di laman/portal berita yang bisa diakses melalui perangkat elektronik yang sangat ringan dan ringkas. Berita menjadi sangat personal dan berada di saku setiap orang.

Berita juga menyelip di sela-sela aplikasi media baru yang sering digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Pada umumnya, setiap orang akan bersemangat menyambut perubahan tersebut. Mereka seperti berlomba untuk menggunakan teknologi informasi.

Namun, seperti halnya sebuah pesta, ada saja beberapa orang yang memilih berada di sudut ruangan. Mereka merasa kesepian di tengah keramaian. Mereka ingin ikut merayakan pesta, namun kondisi tidak memungkinkan.

Mereka adalah para penyandang disabilitas. Kelompok ini tentu adalah salah satu bagian di dalam masyarakat yang belum bisa menikmati perkembangan teknologi informasi secara utuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com