Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Jadi Menko Polhukam, Pemerintah Harus Buka Ruang Publik Berpendapat

Kompas.com - 28/07/2016, 10:57 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PenjukkanWiranto sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dikhawatirkan menimbulkan kegaduhan yang menggangu stabilitas nasional. Pasalnya, di masa lalu mantan panglima TNI itu memiliki catatan hitam terkait Hak Asasi Manusia.

Pengamat Politik Para Syndicate, Toto Sugiarto, menilai agar kegaduhan tersebut dapat diredam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus memberi ruang bagi publik untuk mengemukakan pendapat.

Berani mengangkat Wiranto sebagai menteri, berarti Jokowi harusnya sudah siap berdiskusi terkait masa lalu dari orang yang ditunjuknya itu.

"Bagi Wiranto pun demikian, ia telah membiarkan dirinya masuk dalam pusat sorotan publik berarti siap dengan diskursus terkait dirinya di ruang publik," ujar Toto saat dihubungi, Kamis (28/7/2016).

(Baca: Wiranto: Setiap Saya Muncul Pasti Ada Penolakan, Itu Biasa)

Selain itu, kata dia, hal penting yang harus segera dilakukan Wiranto adalah berkoordinasi dengan para menteri terkait. Pasalnya, Menkopolhukam memiliki agenda penting.

"Yang paling dekat yakni memastikan keamanan pada proses Pilkada 2017 yang tahapannya sudah dimulai sekarang ini," kata dia.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), lanjut Toto, sedang menyelesaikan melakukan berbagai persiapan untuk pelaksanaan Pilkada 2017. Seluruh tahapan Pilkada memerlukan jaminan keamanan.

"Semua itu perlu dijamin keamanannya. Semua itu ada dalam koordinasi Pak Wiranto sebagai Menko Polhukam," kata dia.

(Baca: Wiranto Jadi Menteri, "Turun Gunungnya" Sang Jenderal)

Sebelumnya, dalam reshuffle kabinet kerja jilid II Jokowi menunjuk Wiranto sebagai Menko Polhukan menggantikan Luhut Binsar Panjaitan. Usai reshuffle resmi diumumkan, sejumlah elemen masyarakat menyatakan penolakannya terhadap Wiranto.

Salah satunya, Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang mengecam keputusan Jokowi tersebut.

"Presiden Jokowi punya janji yang dia sampaikan kepada rakyat tapi janji itu dia khianati sendiri dengan menunjuk Wiranto sebagai Menkopolhukam," kata Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Kontras, Feri Kusuma di kantor KontraS, Jakarta, Rabu.

Kompas TV Inilah Susunan Menteri Baru Kabinet Kerja Jokowi-JK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com