Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telegram Kapolri Belum Keluar, Ari Dono Sudah Dapat Ucapan Selamat

Kompas.com - 07/06/2016, 15:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen Pol Ari Dono Sukmanto mengaku terkejut saat membaca langsung surat telegram rahasia (TR) Kapolri mengenai mutasi jabatan. Namanya terpampang menjadi salah satu pejabat tinggi Polri yang dimutasi.

Kabar dirinya menjadi Kabareskrim bahkan sudah ia dirinya sebelum TR Kapolri keluar.

"Dari sore sudah ribut beri selamat, tapi TR kan tidak ada. Itu saya sedang kerja di kantor. TR kalau tidak salah malamnya baru keluar," ujar Ari saat ditemui di ruangannya, Selasa (7/6/2016).

Ari berpikir bahwa ramainya pesan singkat yang ia terima hanya reaksi dari isu belaka. Pasalnya, saat itu belum ada kejelasan dari Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti yang biasanya diresmikan melalui TR.

(Baca: Ini Alasan Penunjukan Ari Dono sebagai Kabareskrim Gantikan Anang Iskandar)

Surat penugasan resmi melalui TR pun akhirnya keluar pada 27 Mei 2016. Ari tetap merasa terkejut.

"Terkejut jugalah. Kan baru 1,5 bulan (jadi Wakabareskrim). Terkejutnya susah saya bilangnya kenapa," kata Ari.

Ari tak pernah muluk-muluk dalam mengejar karier pada pekerjaannya. Menurut dia, bekerja haruslah dinikmati dan membuat bahagia. Yang terpenting, kata dia, selalu bekerja maksimal agar hasil yang diperoleh juga memuaskan.

(Baca: Kabareskrim Ari Dono Mengagumi Sosok Budi Waseso)

"Kalau saya sebagai polisi, targetnya masyarakat suka sama polisi, simpati sama polisi. Siapa polisinya, bagiannya adalah saya," kata dia.

Setelah resmi menjabat, Ari mendapat pesan dari Badrodin. Ia diminta menyelesaikan tunggakan perkara yang ditinggalkan kepala Bareskrim sebelumnya.

"Terkait dengan situasi terakhir, masalah ekonomi negara seperti ini, harus diambil, langkah-langkah apa yang harus dikerjakan," kata Ari.

Kompas TV Gimana Perjalanan Karir Irjen Ari Dono?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com