Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Kunker Fiktif, Kuitansi Hotel sampai "Boarding Pass" Palsu

Kompas.com - 15/05/2016, 10:41 WIB
Ayu Rachmaningtyas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Modus perjalanan kerja fiktif terbilang sama, baik di DPR maupun di kementerian/lembaga.

Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri mengatakan, perjalanan kerja fiktif sudah pernah terjadi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010.

Dari penelitian ICW, ditemukan perjalanan kerja fiktif sebesar Rp 13 Miliar dari total anggaran Rp 17 miliar.

Ia mengatakan, perjalanan kerja fiktif biasanya dilakukan dengan modus seperti tiket pesawat dan kamar hotel fiktif.

(baca: Banyak Modus Kunjungan Kerja Fiktif)

Hendri mencontohkan, biasanya seorang pegawai bisa pergi ke dua penerbangan yang berbeda pada saat bersama.

Dari segi penginapan, tidak jarang pegawai tersebut 'kongkalingkong' dengan pihak hotel untuk membuat kuitansi penginapan fiktif.

"Ada yang seharusnya kunjungannya dua minggu, ternyata hanya empat hari. Tapi kuitansi yang ditulis full dua minggu," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/5/2015).

(baca: ICW: Jangan Sampai Kunker Fiktif DPR Diselesaikan "Secara Adat")

Berkaitan dengan kunjungan kerja fiktif DPR, Hendri berpendapat, kemungkinan ada orang dalam DPR yang bermain. Mereka mengatur perjalanan dinas anggota DPR, baik tiket pesawat sampai penginapan atau hotel.

"Nah, kita tidak tahu siapa yang mengatur perjalanan kunjungan kerja DPR, apakah anggota DPR atau semua dikelola oleh Sekretariat Jenderal DPR. Tentunya yang bekerja sama dengan travel agent yang membantu yang mengurusi semuanya," ujarnya.

Ia mengatakan, berkaca dari perjalanan fiktif kementerian/lembaga, tidak jarang kasus tersebut hanya diselesaikan "secara adat". Oleh karena itu, penegak hukum harus mendalami kasus kunjungan kerja fiktif DPR ini.

"Bisa dilihat modusnya, ada juga yang sama sekali tidak melakukan perjalanan, tapi punya kuitansi pembayaran hotel, boarding pass dan kuitansi lainnya. Akhirnya, uangnya masuk dikantong mereka dan tidak ada laporan pertanggungjawaban," kata dia.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebelumnya menyatakan ada potensi kerugian negara lebih dari Rp 900 miliar dalam kunjungan kerja perorangan anggota DPR.

KPK akan mengusut masalah tersebut jika menerima hasil audit BPK.

Kompas TV Gak Lapor Kunker, Negara Rugi 900 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com