Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Usulan Setoran Rp 20 Miliar oleh Caketum Golkar, Ini Komentar Akom

Kompas.com - 14/04/2016, 21:43 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar, Ade Komarudin, enggan menanggapi serius wacana agar calon ketua umum Partai Golkar harus menyetor uang hingga Rp 20 miliar.

Akom, panggilan akrab Ade Komarudin, menegaskan bahwa sebagai calon ketua umum Partai Golkar, dia hanya akan patuh kepada hasil dari rapat pleno DPP.

"Itu kan wacana. Wacana enggak usah ditanggapi. Keputusan yang sah hanya diputuskan di rapat pleno," tutur Akom seusai bertemu dengan Presiden ketiga RI BJ Habibie di kediaman Habibie di Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/4/2016).

"Silakan berwacana. Saya tidak menanggapi," ujar Ketua DPR itu.

Akom bersama tim suksesnya malam itu bertemu dengan Habibie untuk membahas sejumlah hal.

Pertama, terkait dengan tugas Akom sebagai Ketua DPR RI. Kedua, memohon doa restu terkait pencalonan dirinya sebagai ketua umum Partai Golkar.

Saat ditanyakan apakah dalam pertemuan tersebut juga membahas soal uang Rp 20 miliar tersebut, Akom menyanggahnya.

"Tidak ada pembicaraan soal itu," kata Akom.

Akom datang beserta beberapa orang tim suksesnya. Ia tiba di rumah Habibie sekitar pukul 17.00 WIB.

Beberapa anggota timses mendampingi Akom adalah Mohamad Suleman Hidayat, Bambang Soesatyo, Forman Soebagyo, John Kennedy Azis, dan Misbakhun. Pertemuan berlangsung tertutup di ruang perpustakaan milik Habibie.

Kompas TV Ade Komarudin akan Maju Jadi Calon Ketum Golkar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com