Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Faksi, Pemerintah Diminta Hati-hati Bernegosiasi dengan Kelompok Abu Sayyaf

Kompas.com - 11/04/2016, 19:22 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya meminta pemerintah memetakan secara akurat kepada siapa akan bernegosiasi untuk membebaskan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

"Karena Abu Sayyaf ini faksinya banyak sekali dan agendanya macam-macam. Kalau salah (negosiasi), hasilnya akan salah dan membahayakan jiwa," kata Tantowi di Kompleks Parlemen, Senin (11/4/2016).

Sudah dua pekan 10 WNI disandera kelompok Abu Sayyaf. Namun, hingga kini, belum diketahui kelompok mana yang menyanderanya.

Dalam tuntutannya, kelompok tersebut meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 14,3 miliar untuk membebaskan tawanan. Selain itu, mereka juga memberikan batas waktu hingga 8 April 2016 untuk membayar tebusan tersebut.

(Baca: 10 WNI Tak Berada di Lokasi Kontak Senjata Tentara Filipina-Abu Sayyaf)

"Melihat waktunya, sempat kita bicara motifnya politik. Tetapi, kalau bicara yang ditangkap Indonesia dan Muslim, maka ini bukan politik. Jadi, mereka berupaya mendapatkan uang tebusan," ujar Tantowi.

Dalam pelaksanaannya, ia menambahkan, proses pembebasan sandera yang ditawan kelompok Abu Sayyaf bukanlah perkara yang mudah. Menurut informasi yang dia peroleh, bahkan ada pembebasan sandera yang mencapai waktu lebih dari dua bulan.

"Terlebih sekarang ada halangan dari militer setempat agar kita tidak melakukan operasi militer untuk membebaskan sandera," ujarnya.

(Baca: Jusuf Kalla: Pemerintah Tak Akan Fasilitasi Pemberian Uang ke Abu Sayyaf)

Menurut dia, Filipina sejak awal terkenal sulit memberikan akses kepada militer asing untuk melakukan operasi militer di wilayahnya, sekalipun untuk membebaskan sandera.

Sejauh ini, hanya Amerika Serikat yang baru berhasil membangun hubungan kerja sama militer dengan negara tersebut. Itu pun, kata dia, memerlukan segudang regulasi kerja sama yang disepakati bersama.

Kompas TV Sejauh Mana Upaya Pemerintah soal Abu Sayyaf?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com