Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ridwan Kamil Maju Sebagai Cagub, Hilang Satu Pemimpin Baik di Negeri Ini

Kompas.com - 02/03/2016, 19:37 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Komunikasi Politik Universitas Bengkulu Lely Arrianie melihat, salah satu alasan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk tidak maju sebagai kandidat Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 mendatang karena penantangnya, Basuki Tjahaja Purnama adalah pemimpin yang baik.

Sehingga, jika keduanya harus bersaing, maka salah satu kandidat yang kalah akan gugur dan "menghilang" dari perpolitikan tanah air.

"Jika Ahok menang, Ridwan Kamil akan hilang. Sebaliknya, jika Ridwan Kamil menang, maka Ahok lah yang akan hilang," tutur Lely dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/3/2016).

(Baca: Gaya Ridwan Kamil, Risma, dan Ganjar Pranowo Menolak DKI 1)

Perempuan yang juga Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya itu menyebutkan sosok pemimpin yang baik seperti Ahok dan Ridwan sangat dibutuhkan saat ini. Oleh karena itu, pemimpin-pemimpin yang baik itu sebaiknya menyebar di seluruh Indonesia. 

Lely menambahkan, jika Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, meninggalkan Bandung sementara Bandung belum menemukan penggantinya, maka Bandung akan kehilangan sosok Emil.

Ia menilai, esensi dari alasan Emil mundur dari Pilkada DKI bukan hanya karena tak mau menuntaskan tugasnya di tengah jalan, tetapi juga mendengarkan suara rakyatnya.

(Baca: Tiga Hal yang Diapresiasi dari Ridwan Kamil)

"Dia mendengarkan suara rakyatnya yang tidak ingin dia berspekulasi diadu untuk bertarung dengan pemimpin baik seperti Ahok," imbuhnya.

Namun, lain halnya jika pesaing Emil bukan Ahok. Lely menilai, Emil akan rela melepas jabatannya untuk bertarung di DKI.

"Seperti yang diungkapkannya dalam pidatonya, 'entah kalau di periode kedua nanti'. Meski belum selesai boleh jadi saya bisa bertarung untuk Jabar 1 atau malah ke Jakarta'," tutur Lely menirukan pernyataan Emil.

(Baca: "Warga Bandung Bangga Punya Kang Emil")

Situasi yang sama, menurutnya, juga terjadi pada Presiden Joko Widodo. Ia melihat, Jokowi saat itu rela meninggalkan Solo demi ibukota karena lawannya saat itu adalah pemimpin yang tidak sebaik yang diharapkan rakyat.

Begitu pula pada pertarungan di Pemilu Presiden dimana pendukung Jokowi justru mendukung langkah Jokowi untuk meninggalkan posisinya sebagai Gubernur DKI.

"Jadi, tidak ada yang salah pada keputusan Jokowi dan Ridwan Kamil. Dua-duanya sama elegannya," kata Lely.MA Tolak Kasasi Kubu Agung, Golkar Tunda Rapat Pleno Bahas Munas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com