Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito menilai, kritik dari rezim yang tengah berkuasa kepada rezim sebelumnya adalah hal biasa dan merupakan sebuah risiko seorang pemimpin.
Menurut dia, lebih baik jika SBY juga menyampaikan klarifikasi kepada publik jika ada tudingan-tudingan yang diarahkan terhadap pemerintahannya.
“Yang paling penting SBY silakan menjawab. Enggak perlu mengeluh,” ujar Arie saat dihubungi, Jumat (19/2/2016).
“Ada kritik terhadap SBY ya biasa. Kalau ada yang memuji, apakah SBY protes juga?” sambungnya.
(Baca: Inikah Pernyataan Penguasa yang Buat SBY Merasa Jadi "Kambing Hitam"?)
Arie mengatakan, SBY bisa menjawab tudingan tersebut salah satunya melalui data. Misalnya, terkait utang luar negeri dan angka kemiskinan apakah memang pencapaian di eranya lebih buruk ketimbang pemerintahan sekarang.
Hal ini, kata Arie, dapat menjadi bahan pembelajaran, bahwa apa yang dilakukan pemimpin hari ini pasti akan dikritik oleh pemimpin sebelumnya maupun setelahnya.
“Penting untuk mendidik ke depan supaya pemerintah hari ini berhati-hati agar tidak membuat kesalahan-kesalahan besar dan harus berani dikritik,” kata dia.
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara mengenai sikap para penguasa saat ini yang sering mengambinghitamkan kerja pemerintahannya selama 10 tahun.
Pernyataan ini disampaikan SBY melalui akun Twitter @SBYudhoyono, Kamis (18/2/2016). Ketua Umum Partai Demokrat ini tak menyebutkan siapa pihak berkuasa yang dimaksud. Tanpa juga memberi contoh, SBY menyebut bahwa berbagai masalah yang sekarang muncul dikatakan warisan atau akibat kesalahan pemerintahan SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.