Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Masyarakat Sipil Membendung Radikalisasi dalam Buku "Deradikalisasi"

Kompas.com - 12/02/2016, 17:19 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gerakan dan paham radikalisme masih menjadi salah satu ancaman nasional.

Buku berjudul Deradikalisasi, Peran Masyarakat Sipil Indonesia Membendung Radikalisme membahas peran masyarakat sipil Indonesia untuk membendung radikalisme.

Buku yang ditulis Muhammad AS Hikam tersebut memberikan pemahaman dan solusi yang efektif dalam menghadapi ancaman gerakan radikalisme dan terorisme melalui kekuatan masyarakat sipil.

Dalam bukunya, Hikam mencoba menjelaskan upaya-upaya pihak pemerintah dan sektor masyarakat sipil untuk menghentikan, meniadakan, atau menetralisasi radikalisme.

Bagi Hikam, radikalisme mirip sebuah penyakit atau virus, yang langsung menyerang sistem pertahanan tubuh. Untuk mencegahnya, harus dibuat penangkal atau vaksin.

"Oleh karenanya, kita harus membuat imunitas yang kuat. Kalau itu berhasil, kesehatan akan jauh terjamin," kata Hikam dalam sambutan peluncuran dan diskusi buku Deradikalisasi di Gedung Bentara Budaya, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Warga sipil dianggap penting untuk menjadi komponen pendukung pertahanan dan keamanan nasional.

Menurut Hikam, salah satu strategi yang perlu dikembangkan adalah melalui pendekatan lunak (soft power), seperti program deradikalisasi yang turut melibatkan masyarakat sipil Indonesia.

Hikam berpendapat, menyebut gerakan radikal merupakan ancaman terpenting, bukan berlebihan, mengingat aksi terorisme tetap menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.

Publik belum lepas dari ingatan kasus teror di kawasan Thamrin yang dilakukan empat pelaku teror, yakni Afif alias Sunakim dkk.

Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, buku Deradikalisasi bermanfaat untuk memberikan masukan cara membendung radikalisme.

"Buku yang diberikan ini memberikan gambaran bagaimana masyarakat sipil dapat berperan untuk terus mencegah paham radikal," ujar Budiman.

Peluncuran buku tersebut didukung Ikatan Alumni Lemhannas PPSA XIII bekerja sama dengan Penerbit Buku Kompas.

Buku setebal 226 halaman itu telah terbit pada 28 Desember 2015 dan dapat didapatkan di toko buku dengan harga Rp 59.000.

Selain peluncuran buku, ada diskusi yang menghadirkan narasumber, seperti Kepala Polda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara Asad Ali, wartawan Kompas Muhammad Subhan SD, Sekretaris Utama Lemhannas Suhardi Alius, dan tamu undangan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com