Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agun Gunandjar Usul Syarat Maju Caketum Golkar Cukup 10 Persen

Kompas.com - 09/02/2016, 18:53 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Riau Agun Gunandjar mengatakan, penyelenggaraan musyawarah nasional Partai Golkar yang kini tengah disiapkan harus memenuhi asas rekonsiliatif, demokratis, dan berkeadilan.

Munas tersebut juga harus dapat menjadi ajang pertarungan ide dan gagasan dari masing-masing kandidat yang mencalonkan diri.

Berkeadilan, menurut dia, tak hanya sebatas pada proses penyusunan kepanitiaan munas. Tetapi juga dalam hal memberikan kesempatan yang luas kepada kandidat yang ingin mencalonkan diri.

"Oleh karena itu, saya harap untuk pemilihan mendatang persyaratan tak lagi 30 persen, cukup 10 persen. Supaya calonnya banyak," kata Agun saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/2/2016).

(Baca: Ade Komarudin Sudah Bentuk Tim Pemenangan Calon Ketum Golkar)

Agun mengatakan, syarat dukungan 30 persen memang telah diatur di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai. Namun, tidak menutup kemungkinan aturan tersebut direvisi.

Ia menjelaskan, sebelum tahapan pencalonan dibuka di munas, terlebih dahulu disusun Tata Tertib Munas. Tatib tersebut harus disahkan di dalam munas, sehingga memiliki dasar hukum yang kuat.

"Dengan adanya perumusan tatib ada konsekwensi perubahan AD/ART. Ya sudah kita siapkan persyaratan itu," ujarnya.

Ia berkeyakinan, banyak pihak yang akan mendukung usulannya tersebut. Namun, jika usulan itu tak dapat diakomodir, ia tak mempersoalkan jika syarat dukungan minimal yang harus diraih dalam pencalonan tetap 30 persen sesuai AD/ART.

(Baca: Agung Laksono: Akom Jangan Mau Semua Jabatan)

"Ya tapi kan tidak semua peserta mengkehendaki 30 persen kan. Ini kan demokratis," ujarnya.

Sementara itu, Agun belum mengambil keputusan apakah nantinya akan maju dalam kontestasi tersebut atau tidak. Meskipun, namanya sebelumnya sempat disebut Wakil Ketua Umum Golkar, Agung Laksono, layak masuk bursa pencalonan.

Menurut dia, saat ini yang terpenting adalah mempersiapkan penyelenggaraan munas yang dapat berkeadilan dan rekonsiliatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com