Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jero Anggap Jaksa Tak Pertimbangkan Kesaksian Wapres dalam Penuntutan

Kompas.com - 21/01/2016, 21:50 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengaku keberatan dengan tuntutan jaksa yang menuntutnya sembilan tahun penjara.

Menurut Jero, jaksa tidak mempertimbangkan kesaksian Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai saksi meringankan.

"Tuntutan itu sangat sama dengan dakwaan. Jadi saksi di persidangan, fakta persidangan, termasuk kesaksian Pak wapres tidak dipertimbangkan," ujar Jero di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (21/1/2016).

Dalam dakwaan pertama, jaksa menyatakan bahwa Jero menyalahgunakan dana operasional menteri selama di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Menurut dia, saksi-saksi yang dihadirkan dan sejumlah fakta persidangan menunjukkan bahwa tidak ada yang salah dalam penggunaan dana operasional menteri (DOM).

"Kesaksian Pak Wapres sangat besar pengaruhnya, tetapi tidak dipertimbangkan. Jadi, dianggap tidak ada itu," kata Jero.

Selain itu, dalam dakwaan kedua, Jero dianggap melakukan pemerasan terhadap bawahannya melalui mantan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Waryono Karno.

Jero mengatakan, sudah sejak Januari 2010 Kementerian ESDM mengumpulkan kick back dari rekanan. Saat itu, Jero belum menjadi Menteri ESDM. Menurut dia, dakwaan tersebut tidak masuk akal.

Terakhir, Jero membantah acara yang digelar di Hotel Dharmawangsa merupakan perayaan acara ulang tahunnya.

Jero berkukuh menyebut bahwa acara tersebut adalah peluncuran buku yang juga dihadiri oleh Kalla dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Oleh karena itu, pekan depan, Jero akan mengajukan nota pembelaan atas tuntutan jaksa.

"Minggu depan akan kami jawab dengan pleidoi pribadi dan pleidoi kuasa hukum. Saya percaya majelis hakin punya hati nurani yang luas. Saya yakin bahwa saya tetap tidak merasa bersalah," kata Jero.

Jaksa menuntut Jero hukuman sembilan tahun penjara. Ia didakwa menyalahgunakan dana operasional selama menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata serta Menteri ESDM.

Selama menjadi Menbudpar, sejumlah mantan anak buah Jero mengaku mantan bosnya kerap menggunakam DOM untuk kepentingan pribadi, seperti jalan-jalan dengan keluarga, pijat refleksi, dan membeli bunga. Bahkan, anak buahnya harus menggelembungkan harga dan membuat laporan perjalanan dinas fiktif demi menutupi penggunaan DOM yang tidak dapat dipertanggungjawabkan ke bagian keuangan.

Begitu digeser ke Kementerian ESDM, Jero merasa DOM-nya terlalu kecil dibandingkan dengan kementerian yang lama. Oleh karena itu, Jero meminta mantan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Waryono Karno untuk mengerahkan uang dari unit di bawahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com