Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Tak Kompak soal Keberadaan ISIS di Indonesia

Kompas.com - 17/01/2016, 12:29 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay menyayangkan adanya ketidakseragaman informasi dari pemerintah mengenai keberadaan ISIS di Indonesia.

Menurut dia, hal itu terbukti dari pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang menyebutkan belum bisa memastikan ada atau tidaknya ISIS di Indonesia.

Sementara di lain pihak, kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut secara tegas bahwa yang bertanggung jawab atas aksi teror di kawasan Thamrin beberapa hari lalu adalah kelompok ISIS.

"Ini berarti tidak ada koordinasi antara pihak kepolisian dan BNPT dengan Kementerian Agama. Padahal, Kementerian Agama semestinya bisa dijadikan sebagai ujung tombak dalam melakukan sosialisasi dan antisipasi bahaya radikalisme dan terorisme di Indonesia," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/1/2016).

(Baca: 308 WNI di Suriah Dicekal Kembali ke Indonesia)

Dengan pernyataan Menteri Agama tersebut, dia meyakini Kementerian Agama belum memiliki data dan fakta tentang ISIS di Indonesia. Data dan fakta itu masih secara eksklusif dimiliki kepolisian dan BNPT.

Tidak heran jika Kementerian Agama tidak pernah dilibatkan dalam upaya antisipasi terhadap bahaya gerakan tersebut. Padahal, Kementerian Agama merupakan salah satu lembaga negara yang dinilainya efektif dalam melakukan gerakan deradikalisasi di tengah-tengah masyarakat.

Sebab, Kementerian Agama memiliki jaringan Kantor Urusan Agama (KUA) yang tersebar secara merata di seluruh Indonesia.

(Baca: Jejak Bahrun Naim, dari Upaya Penyerangan Obama hingga Calon Pemimpin ISIS)

Jaringan dan aparaturnya tentu bisa dimanfaatkan untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap aktivitas kelompok-kelompok masyarakat yang dinilai menyimpang.

"KUA itu kan menyebar di seluruh Indonesia. Hampir seluruh kecamatan memiliki KUA. Ada PNS yang bekerja di sana. Tugasnya ya membina dan memfasilitasi umat dalam menjalankan agama. Sayang sekali kalau jaringan seperti ini tidak dimanfaatkan," ucap politisi Partai Amanat Nasional ini.

Saleh berharap, Kementerian Agama, kepolisian, BNPT, dan lembaga-lembaga intelijen yang ada dapat berkoordinasi dan bekerja sama. Selain operasi penangkapan dan penegakan hukum, upaya-upaya persuasif dan antisipatif juga diperlukan.

Upaya persuasif itulah yang menjadi ranah Kementerian Agama yang selama ini bisa menjalin kerja sama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Kementerian Agama belum mengetahui secara pasti mengenai keberadaan kelompok bersenjata ISIS di Indonesia, termasuk mengaitkannya dalam ledakan di kawasan Sarinah, Jakarta.

Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, aparat sedang mendalami adanya klaim dari kelompok ISIS atas peristiwa itu. Berbagai upaya sedang dilakukan untuk membuktikan klaim ISIS tersebut.

"Sedang didalami, apakah itu, klaim itu betul, di Indonesia benar-benar ada ISIS. Kita juga belum tahu di Indonesia ada ISIS," kata Lukman, di Medan, Jumat (15/1/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com