JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas membahas alat utama sistem persenjataan TNI dan Polri, termasuk helikopter AgustaWestland AW101 untuk transportasi angkut Presiden, Wakil Presiden, dan tamu kenegaraan.
Saat membuka rapat tersebut, Jokowi mengatakan bahwa pembangunan kekuatan pertahanan harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan alutsista secara terpadu di Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara, serta Kepolisian.
"Saat ini hampir semua negara berlomba-lomba untuk memajukan teknologi pertahanannya. Kita juga ingin mengupayakan membangun postur pertahanan TNI yang makin kokoh, makin lengkap dan makin modern," kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Jokowi memberikan arahan bahwa pengadaan alutsista harus sesuai dengan kebutuhan TNI yang tercantum dalam dokumen postur kekuatan pokok minimal 2010-2024, dan rencana strategi pertahanan 2015-2019 serta rencana induk industri pertahanan yang ditetapkan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan.
"Kedua, ini perlu saya garis bawahi, proses pengadaan harus dilakukan dengan prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi," ucap Jokowi.
Pengadaan alutsista juga mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional serta memperkuat keterpaduan operasional antara sistem senjata antarmatra.
"Saya juga menekankan kembali, baik yang berkaitan dengan kemarin saya membaca ada rencana pembelian helikopter misalnya, dan juga mungkin pembelian-pembelian alutsista yang lain," ujar Jokowi.
Dalam rapat ini, hadir perwakilan TNI, Polri, dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.