Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Gantung Nasib Capim KPK, Fraksi-fraksi Saling Tuding

Kompas.com - 26/11/2015, 06:56 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi-fraksi di Komisi III DPR RI saling tuding mengenai siapa yang berperan menggantung proses pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Hal itu terjadi setelah Komisi III kembali menunda untuk memutuskan waktu uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap calon pimpinan KPK.

Keputusan penundaan ini diambil dalam rapat pleno tertutup Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsudin mengatakan, ada permintaan dari sejumlah fraksi untuk mengkaji dan mendalami sejumlah masalah dalam delapan capim KPK yang berpotensi melanggar Undang-Undang KPK, seperti tidak adanya unsur kejaksaan.

Aziz enggan mengungkapkan fraksi mana saja yang meminta penundaan. Anggota Komisi III yang dimintai komentar juga memberikan jawaban yang berbeda-beda terkait fraksi yang meminta penundaan rapat.

Para anggota saling tuding, menyalahkan fraksi lain, dan enggan disalahkan.

Wakil Ketua Komisi III Desmond J Mahesa menyebut bahwa Fraksi PDI-P dan Fraksi PAN yang meminta penundaan.

"Kesimpulannya sederhana, PDIP minta tunda. Ada beberapa fraksi lain seperti PAN juga. Kalau saya dua itu dulu saja, lainnya nanti," kata Desmond.

Anggota Komisi III lainnya dari Fraksi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyebut yang meminta penundaan adalah PDI-P dan Nasdem.

Dia mengklaim fraksinya sudah memiliki keputusan, apakah akan melanjutkan ke fit and proper test atau menolak capim dan mengembalikannya ke pemerintah.

"Gerindra sudah siap sebenernya untuk memutuskan di pleno. Soal sikap kita masih rahasia," ucap Dasco.

Anggota Komisi III dari Fraksi PAN Daeng Muhammad justru menyebut, pimpinan rapat Aziz Syamsudin yang mengusulkan penundaan itu berdasarkan keputusan lobi antar fraksi. Dia mengaku PAN sudah memiliki keputusan yang akan diambil, namun akhirnya ikut dengan usulan Aziz.

"Pendapat PAN belum diungkapkan (dalam rapat itu). Lalu diusulkan oleh pimpinan agar ditunda. Ya PAN akhirnya setuju untuk ditunda," kata Daeng.

Berbeda dengan Anggota Komisi III DPR dari PDI-P Masinton Pasaribu. Dia mengakui fraksinya meminta penundaan, namun menolak disalahkan. Menurut dia, semua fraksi yang ada di Komisi III meminta hal serupa.

"Kalau cuma PDI-P dan PAN kan enggak mungkin. Semuanya minta ditunda. Orang itu keputusan bersama kok," ujar dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com