Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P: Pelindo II Lakukan Kebohongan Publik

Kompas.com - 17/10/2015, 10:01 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Panitia Khusus Pelindo II Masinton Pasaribu mengaku, pihaknya sudah mengumpulkan sejumlah data dan informasi terkait masalah di Pelindo II.

Data dan informasi tersebut, kata dia, menunjukkan ketidakcocokan dengan iklan-iklan Pelindo II yang selama ini digembar-gemborkan di media massa dengan biaya miliaran rupiah.

"Ada kebohongan publik yang direproduksi secara terus-menerus dan tersistematis oleh Pelindo II yang dipublikasi kepada rakyat, pejabat, pengusaha, hingga presiden," kata Masinton dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Minggu (17/10/2015).

Fakta yang diputarbalikkan itu, kata Masinton, seperti tata kelola pelabuhan yang korup, pengadaan barang yang tidak sesuai kebutuhan dan tanpa tender, hingga pembangunan pelabuhan baru yang bermasalah. (Baca: Politisi PDI-P: Sikap Angkuh dan Arogan RJ Lino Sudah Keterlaluan)

Perpanjangan konsesi kontrak anak perusahaan Pelindo II, PT Jakarta Internasional Container Terminal, kepada perusahaan Hongkong, Hutchison Port Holdings, juga dianggap melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008.

Ada juga intimidasi pegawai Pelindo II dan pekerja JICT. Selain itu, tambah Masinton, adanya dugaan gratifikasi dan suap, menyalahgunakan opini Jamdatun Kejaksaan Agung, hingga memutarbalikkan temuan investigatif BPKP dan BPK.

"Pencitraan palsu dan kebohongan yang disampaikan RJ Lino yang diamini oleh Rini Sumarno sebagai Menteri BUMN jelas bertolak belakang dengan informasi dan data yang masuk ke Pansus Pelindo II," ucap anggota Fraksi PDI-P ini.

Selanjutnya, ujar Masinton, Pansus Pelindo II akan segera memanggil RJ Lino untuk meminta penjelasan soal ketidaksesuaian fakta ini. Dia meyakini bahwa Pansus akan segera mengungkap kebohongan publik yang dilakukan Pelindo II.

"Kami akan gelar rapat-rapat Pansus Pelindo II secara terbuka kepada publik agar publik tahu fakta-fakta kebohongan dan kebobrokan RJ Lino selama menjabat Dirut Pelindo II," ucap Masinton.

RJ Lino sebelumnya mengaku heran dengan perlakuan beberapa pihak yang terus menyudutkan Pelindo II. (Baca: RJ Lino: Pelindo II Begitu Dipercaya Internasional, tetapi Kok Disudutkan di Sini)

Padahal, ucap Lino, Pelindo II dipercaya oleh pihak internasional dengan menerbitkan global bond perdana sebesar 1,6 miliar dollar AS dengan bunga yang diklaim terendah sepanjang sejarah Indonesia, yakni 4,25 persen.

"Jadi artinya apa? Yang beli bond ini 245 perusahaaan seluruh dunia. Untuk issue bond ini kan kami dicek dengan ketat. Ada 3 rating company yang kasih rating terus kok malah (Pelindo II) disudutkan gitu loh. Ini gimana sih negeri ini, kok kebalik-balik," ujar Lino kepada Kompas.com di kantor Pelindo II, Jakarta, Selasa (13/10/2015).

"Makanya saya bilang Presiden, 'Kalau aku enggak di-support, aku berhenti besok'. Saya dipercaya seluruh dunia dengan dikasih bunga terendah, enggak ada di negeri ini yang serendah ini, mau Pertamina, Antam, PLN, semua, enggak ada yang sebegini rendah bunganya," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Mengintip Kecanggihan Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Selain Rakernas, PDI-P Buka Kemungkinan Tetapkan Sikap Politik terhadap Pemerintah Saat Kongres Partai

Nasional
Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Korban Dugaan Asusila Sempat Konfrontasi Ketua KPU saat Sidang DKPP

Nasional
Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Covid-19 di Singapura Naik, Imunitas Warga RI Diyakini Kuat

Nasional
WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com