Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pansel Tak Mau Ungkap Capim KPK yang Poligami

Kompas.com - 12/08/2015, 21:10 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Betty Alisjahbana menutup rapat informasi status pernikahan calon pimpinan KPK. Betty tidak mau menjawab saat ditanya apakah dari 19 calon yang lolos tes tahap ketiga ada calon pimpinan KPK yang berpoligami.

"Nanti deh, terlalu dini untuk memberikan informasi itu," kata Betty di Sekretariat Negara, Rabu (12/8/2015).

Indonesia Corruption Watch sebelumnya telah menyerahkan hasil penelusuran rekam jejak yang mereka lakukan. Dari hasil penelusuran itu, mereka menemukan ada satu calon yang berpoligami. Atas penemuan itu, mereka merekomendasikan agar panitia seleksi (pansel) tak meloloskannya. (Baca: ICW Temukan Ada Capim KPK yang Berpoligami)

Betty tak membenarkan atau menampik saat disinggung mengenai keberadaan calon pimpinan KPK yang lolos tes tahap ketiga berstatus poligami. Pansel KPK, kata dia, saat ini perlu melakukan verifikasi atas setiap informasi yang diperoleh terhadap calon yang dinyatakan lolos.

Proses verifikasi itu akan dilangsungkan saat tahapan wawancara dan tes kesehatan pada 24, 25, dan 26 Agustus 2015.

"Begini ya, kita diberi masukan itu berdasarkan yang paling baik. Dari catatan yang terverifikasi itu, tidak ada yang buruk. Sekalipun ada yang buruk, tetap perlu ada verifikasi," ujarnya.

Sebelumnya, Betty mengatakan, pansel tak mempersoalkan jika ada capim KPK yang berstatus poligami. Pansel KPK hanya mempersoalkan calon pimpinan yang memiliki "simpanan".

"Kalau yang namanya 'simpanan', artinya dia tidak jujur. Kami menginginkan pimpinan yang bersih. Kalau ada yang nikah (lagi), itu tidak masalah, asal itu ada izin," kata Betty, Selasa (11/8/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com