Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Copot Tiga Menko, Kalla Berharap Koordinasi Bisa Lebih Baik

Kompas.com - 12/08/2015, 18:24 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pencopotan tiga menteri koordinator bertujuan memperbaiki koordinasi di internal kabinet. Ia berharap, tiga menteri koordinator yang baru bisa melakukan koordinasi lebih baik sehingga kinerja kabinet lebih fokus dan jelas. 

"Ya tugas-tugasnya harus baik, harus koordinasi lebih baik, harus ada fokusnya, harus langkah-langkahnya jelas," kata Kalla, di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (12/8/2015).

Saat ditanya alasan Presiden lebih memilih mencopot Menko dibandingkan dengan menteri-menteri teknis, Kalla enggan mengungkapkannya kepada media. Ia mengatakan, pertanyaan semacam itu terlalu berkaitan dengan hal teknis.

"Itu kan teknis sekali, masak disampaikan ke kalian?" sambung dia.

Ada pun, tiga Menko yang dicopot adalah Sofyan Djalil, Indroyono Soesilo, dan Tedjo Edhy. Posisi Sofyan sebagai Menko Bidang Perekonomian digantikan Darmin Nasution. Namun,  Sofyan masih mendapatkan tempat di kabinet, yakni menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago.

Sementara itu, posisi Indroyono sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman digantikan Rizal Ramli.

Kemudian, posisi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan kini dijabat Luhut Panjaitan yang menggantikan Tedjo Edhy. Selain Menko, Presiden mencopot Rachmat Gobel dari posisi Menteri Perdagangan, lalu menunjuk Thomas Lembong sebagai gantinya.

Jokowi juga menunjuk politikus PDI-Perjuangan Pramono Anung sebagai Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Widjajanto.

Kritik

Terkait perombakan kabinet ini, Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyampaikan kritiknya. Ia menilai, akan lebih tepat jika Jokowi mengganti menteri yang bersentuhan langsung dengan teknis lapangan alias menteri teknis dibandingkan dengan mengganti menteri koordinator.

Fadli mencontohkan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang beberapa kebijakannya banyak menghambat pelaku usaha. Contoh lain, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang menaikkan pajak dan menyulitkan subyek pajak tanpa berhasil untuk memperluas subyek pajak itu sendiri.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, menurut dia, juga layak diganti karena telah membuat kekisruhan sepak bola. Kemudian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dianggapnya mempersulit rakyat dengan menaikkan harga bahan bakar minyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com