JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan bahwa kasus narkoba yang menjerat cucu mantan menteri koordinator bidang ekonomi, keuangan, dan industri era Orde Baru, RAP, terus ditelusuri. Ia menyebut telah dibentuk tiga tim untuk menelusuri jaringan narkoba terkait kasus tersebut.
"Terus dikembangkan, membuat tiga tim untuk telusuri jaringannya dengan lapas, dengan jaringan lain di luar Indonesia. Itu kita telurusi semua," kata Budi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Meski demikian, Budi belum bersedia memberikan informasi lebih detail terkait perkembangan penelusuran kasus tersebut. Ia mengaku akan menyampaikan semuanya ketika kasus telah selesai ditangani. "Yang jelas kita dalami terus," ujarnya.
Pada kesempatan sebelumnya, Budi mengatakan bahwa barang bukti yang didapat saat menangkap RAP, Rb, dan Arm merupakan bagian dari jaringan narkotika yang dikendalikan dari dalam lembaga pemasyarakatan. Atas informasi itu, pria yang populer disapa Buwas ini memberangkatkan tim dari Direktorat Tindak Pidana Narkotika untuk berangkat ke lapas tersebut demi pengembangan kasus.
Adapun lapas yang dituju adalah Lapas Cirebon. Seorang narapidana dengan inisial Sf pun diterbangkan dari Lapas Cirebon ke Jakarta, Senin (3/8/2015) sore. Sf diduga terkait dengan barang bukti dari hasil penggerebekan pesta Sabu yang melibatkan RAP. (Baca: Kasus Pesta Sabu di Apartemen, Napi Lapas Cirebon Dibawa ke Jakarta)
RAP, Rb, dan Arm masih diperiksa secara intensif di Direktorat Tindak Pidana Narkotika, Cawang, Jakarta Timur. Ketiga orang itu ditangkap penyidik di salah satu kamar di Bellagio Residence Tower A Lantai 22, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (1/8/2015) malam. (Baca: Cucu Mantan Menko Ekuin Ditangkap Saat Pesta Narkoba)
RAP seperti diketahui adalah cucu mantan menteri koordinator bidang ekonomi, keuangan, dan industri era Orde Baru. Barang bukti dalam penangkapan itu adalah kantong kecil berisi sabu, alat isap sabu, dan cangklong berisi paket ganja. Polisi juga menyita beberapa senjata api, lengkap dengan amunisinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.