Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: Apa Pun Menyinggung Kedaulatan Negara, Kita Sikat!

Kompas.com - 09/06/2015, 10:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Panglima TNI Jenderal Moeldoko meresmikan Satuan Komando Operasi Pasukan Khusus Gabungan di Lapangan Tembak, Jakarta Pusat, Selasa (9/6/2015). Kepada wartawan, Moeldoko menjelaskan pentingnya pembentukan pasukan khusus gabungan tersebut.

"Status mereka betul-betul siaga penuh setiap detik. Dalam hitungan detik bisa digerakkan. Kita mengenal terorisme dari berbagai sumbernya, Al Qaeda, dan yang terbaru, ISIS. Apa pun, sepanjang itu menyinggung kedaulatan negara, kita sikat! Enggak ada cerita," kata Moeldoko.

Pasukan gabungan khusus tersebut akan ditempatkan di Sentul, Jawa Barat. Di sana, waktu-waktu mereka akan diisi oleh latihan dan penguatan indoktrinasi ketahanan nasional.

"Misalnya di Bali ada ancaman, dia langsung bisa bergerak. Kita proyeksikan di titik-titik rawan," kata Moeldoko.

Ia menambahkan, kemampuan setiap personel di pasukan gabungan khusus itu di atas rata-rata kemampuan personel TNI biasa, bahkan anggota satuan khusus sekalipun. Hadirnya pasukan gabungan khusus ini diharapkan mampu memberikan keamanan dan kenyamanan masyarakat di Indonesia.

"Rakyat enggak usah takut lagi. TNI siap, Polri siap, kita akan korbankan segalanya bagi rakyat," ujar Moeldoko.

Peresmian pembentukan pasukan gabungan khusus itu diawali dengan latihan penanggulangan teror di Hotel Borobudur dan Gedung Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa pagi. Latihan tersebut mengambil tema "Satuan Penanggulangan Aksi Terorisme untuk Melumpuhkan dan Menghancurkan Kelompok Teroris Guna Memelihara Stabilitas Keamanan di Wilayah dalam Rangka Operasi Militer Selain Perang".

Latihan melibatkan Satuan 81 Penanggulangan Teror Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satuan Bravo 90 Korphaskas TNI AU dengan jumlah personel 478 orang. Satuan ini terdiri dari tiga matra di TNI, Polri, Badan Intelijen Strategis (Bais), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), hingga petugas sekuriti.

Adapun alat utama sistem persenjataan yang digunakan meliputi 12 helikopter, 9 unit kendaraan taktis, 3 unit bomb trailer, 3 unit RAN explosive ordnance disposal, 9 unit ambulans, hingga 9 unit kendaraan pemadam kebakaran.

Materi latihan mencakup teknik dan taktik infiltrasi darat, laut dan udara, teknik menembak reaksi, teknik dan taktik pertempuran jarak dekat, teknik dan taktik perebutan cepat, teknik pembebasan tawanan atau sandera, teknik penjinakan bahan peledak, hingga prosedur evakuasi. Latihan ditujukan untuk mengantisipasi serta merespons teror di dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com