Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Penanganan Kasus Korupsi Dilihat dari Tuntutan dan Vonis

Kompas.com - 08/06/2015, 13:30 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) Supriyadi W Eddyono mengatakan, untuk menilai keberhasilan Polri dan Kejaksaan dalam menangani kasus korupsi, bisa dilihat dari kualitas tuntutan dan vonis di pengadilan. Menurut dia, komitmen pemberantasan korupsi harus ditunjukan dengan pemberian sanksi tegas bagi koruptor.

"Jadi, hasil akhir kualitas penyidikan dan penuntutannya yang harus dihitung. Nanti hasil akhirnya yang harus dicek, serius atau tidak (Polri dan Kejaksaan) menangani kasus korupsi?" ujar Supriyadi kepada Kompas.com, Senin (8/6/2015).

Supriyadi menerangkan, Polri dan Kejaksaan seharusnya dapat menuntut pelaku korupsi dengan sanksi yang berat. Dengan demikian, Polri dan Kejaksaan menunjukan kepada masyarakat bahwa semua lembaga penegak hukum memiliki keseriusan dalam upaya pemberantasan korupsi.

Selain itu, lanjutnya, kualitas penanganan kasus korupsi oleh Polri dan Kejaksaan juga dapat dilihat dengan membandingkan jumlah penyidikan dengan jumlah kasus yang masuk ke tahap penuntutan. Jika penyidikan jumlahnya banyak, tetapi lambat bergerak ke tahap penuntutan, maka diperlukan fungsi supervisi dengan lembaga penegak hukum lainnya, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"KPK sebagai lembaga nomor satu dalam pemberantasan korupsi pasti punya banyak kemampuan untuk membantu para penyidik Polri dan Jaksa. Tetapi, KPK juga harus konsisten menangani kasus korupsi yang sudah ditangani," kata Supri.

Anggota Divisi Investigasi dan Publikasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkun mengatakan, pada dasarnya publik menginginkan agar para penegak hukum dapat menangani perkara korupsi secara maksimal. Polri dan Kejaksaan seharusnya dapat bekerja seperti KPK, agar memastikan bahwa tersangka koruptor akan divonis bersalah oleh pengadilan.

Menurut Tama, KPK, Polri dan Kejaksaan sebaiknya tidak bekerja secara sendiri-sendiri. Penanganan kasus secara terintegrasi akan menghasilkan efektivitas dalam upaya pemberantasan korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

Nasional
Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Nasional
Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Nasional
Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Nasional
Data PDN Tidak 'Di-back Up', DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Data PDN Tidak "Di-back Up", DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Nasional
Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Nasional
Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Nasional
Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Nasional
Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Nasional
Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Nasional
Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Nasional
PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo 'Giveaway'

PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo "Giveaway"

Nasional
Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

Singgung Bantuan FBI, DPR Sebut Ada Harapan Data PDN Bisa Pulih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com