Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi I DPR Minta Mental Anggota TNI Diperbaiki

Kompas.com - 03/06/2015, 15:23 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI, Ahmad Muzani, menyayangkan terjadinya bentrok antara oknum anggota TNI AU dengan oknum Komando Pasukan Khusus di Sukoharjo. Apalagi, karena bentrok ini, satu anggota TNI AU meninggal dunia.

Muzani menilai, bentrok ini kerap terjadi karena kurangnya pelatihan mental anggota TNI.

"Jangan hanya melatih fisik mengalahkan musuh, tetapi harus melatih mental, pengendalian diri," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Muzani melihat konflik antar anggota TNI itu sering disebabkan persoalan personal antar anggota, bukan antar pasukan. Namun permasalahan sepele ini lalu berkembang menjadi problem institutional. 

"Sebaik apa pun seorang komandan melakukan pembinaan personal anggotanya, kadang kadang jadi sirna, kalau persoalan lokal muncul, kasuistis, mendadak, ketersinggungan, harga diri, itu personal," ujarnya.

Politisi Partai Gerindra ini menambahkan, saat ini, yang harus diperbaiki adalah kematangan emosi dari para prajurit TNI. Bagaimana anggota TNI dilatih untuk menahan emosinya dan mengedepankan akal sehat.

"Militansi personal biukan hanya dalam melaksanakan tugas, kemudian mengalahkan musuh. Yang paling penting bagaimana prajurit mengendalikan nafsu atau emosi, apalagi Kopassus pasukan elit," ujarnya.

Seperti dikutip tribunnews.com, pada Minggu dini hari (31/05/2015), terjadi bentrokan antara anggota TNI AU dari Bintara Sarban Dinas Logistik Mabes AU, dengan anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan, Kartosuro, Jawa Tengah.

Akibat dari pertengkaran tersebut, seorang anggota TNI AU bernama Serma Zulkifli, anggota Bintara Sarban Dinas Logistik Mabes AU, meninggal pada Senin, 1 Juni, pukul 21.30. Rekannya, Pelda Teguh Prasetyo, anggota Skatek 042 Madiun, yang dirawat di rumah sakit yang sama, masih belum sadarkan diri. Sedangkan, dua anggota TNI AU lain yang juga menjadi korban, masih melakukan rawat jalan di Solo, Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com