Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: ISIS Muncul Saat Ideologi Keliru Ada di Negara Lemah

Kompas.com - 26/03/2015, 18:38 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terbentuk karena perpaduan ideologi yang keliru, masalah politik, dan masalah ketidakadilan ekonomi. Untuk itu, Kalla menekankan pentingnya menjaga kondisi negara agar stabil dan kuat secara politik, ekonomi, dan keamanan guna menangkal masuknya ISIS.

"Hanya dihindari oleh dua hal, menjaga masing-masing negara tetap stabil dan kuat secara politik, keamanan, dan keadilan ekonomi. Banyak negara hancur karena ketidakadilan, baik ketidakadilan di politik maupun ekonomi. Itulah sumber masalah dari banyak negara dan diri manusia," kata Kalla dalam acara Musabaqah Hafalan Al Quran dan Hadis di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Menurut dia, ideologi yang keliru kerap menyebar dari negara-negara yang lemah. Negara-negara itu telah dilemahkan pihak luar maupun permasalahan internal negara itu sendiri. Kalla mencontohkan Afganistan, Irak, serta Suriah.

Menurut Kalla, negara-negara itu melemah karena para pemimpinnya yang berbuat tidak benar pada masa lalu. Pelemahan itu, kata dia, diperparah oleh serangan dari negara-negara Barat.

"Kemudian, negara itu dihancurkan oleh kekuatan lebih besar, dari luar, negara-negara Barat banyak menghancurkan negeri itu, kemudian melemahkannya," ucap Kalla.

Pada saat kondisi negara yang lemah seperti itu, ajaran radikal mulai masuk dan menjalar. Kalla mengibaratkan ajaran radikal ini bagaikan virus yang menyerang tubuh ketika lemah.

"Di negara-negara itu dilemahkan, maka virus ajaran radikal itu gampang masuk ke masyarakat," kata dia.

Karena itulah, lanjut Kalla, keadilan perlu ditegakkan. Ia juga meminta para pemuka agama untuk mengajarkan ajaran yang benar. Wapres kembali mengingatkan akan konflik Poso dan Ambon yang terjadi beberapa tahun lalu. Ketika itu, menurut dia, banyak pemimpin agama yang justru mengajarkan ajaran keliru.

"Banyak pemimpin umat dengan ajaran yang salah, menjual murah surga karena membunuh dan dibunuh akan syahid, dan dijanjikan masuk surga," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com