Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Isyaratkan Iuran BPJS Naik Tahun 2016

Kompas.com - 27/02/2015, 17:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengisyaratkan akan menaikkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mulai tahun 2016 mendatang untuk semua kelas. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan BPJS semakin membengkak karena semakin banyaknya masyarakat menderita penyakit berat seperti stroke dan gagal ginjal sehingga membutuhkan biaya pengobatan yang besar.

"Jadi 30 persen dana ini terserap pada penyakit yang sungguh berat. Ini harus kita benahi, harus dikaji lagi besarnya iuran, mau pun dari selain yang dibayarkan pemerintah," kata Nila, dalam jumpa pers seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (27/2/2015).

Nila memaparkan, data Kementerian Kesehatan pada tahun 1990-an menunjukkan, jenis penyakit yang paling banyak diderita masyarakat adalah inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kini, lanjut dia, stroke dan gagal ginjal menjadi penyakit yang paling sering menyerang.

"Sampai bulan Juli saja, ada 1 juta kali cuci darah yang dilakukan dan pengeluarannya cukup besar," kata Nila.

Menurut dia, ada ketidakadilan dalam mekanisme pembayaran iuran BPJS. Nila menyebutkan, untuk pengguna premi BPJS kelas satu yang setiap bulannya membayar premi Rp 59.500,- bisa menghabiskan biaya pengobatan hingga ratusan juta. Ia mencontohkan biaya pengobatan sakit jantung yang mencapai Rp 100-200 juta.

"Ini moral hazard yang bisa terjadi. Hanya bayar Rp 50.000,- belum tentu bulan selanjutnya membayar. Ini juga tadi dibicarakan bagaimana kita mendidik masyarakat agar kita ini saling membantu untuk asuransi sosial," ungkap Nila.

Data BPJS Kesehatan mencatat defisit pada laporan tahun lalu. Total iuran yang masuk mencapai Rp 41,06 triliun. Sementara, total manfaat dan klaim yang dibayar sebesar Rp 42,6 triliun sehingga rasio klaimnya tembus hingga 103,88 persen. 

Premi naik 2016

Kepala BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengungkapkan, sejak awal pihaknya sudah memprediksi bahwa iuran yang dikumpulkan BPJS Kesehatan dari besaran premi yang masuk tidak akan mampu menutupi seluruh biaya pengobatan peserta asuransi sosial ini. Untuk menutupinya, BPJS Kesehatan menggunakan dana cadangan.

"Dari awal, kami memang hitung akan ada mismatch antara iuran masuk dengan pengeluaran. Saat kami menghitung iuran, kami tidak menggunakan pendekatan aktuaria. Kami menggunakan pendekatan riset saat itu dan fiscal space. Maka kami siapkan Rp 6 triliun (di tahun 2014)," kata Fachmi.

Dari dana cadangan itu, lanjut dia, hingga akhir Desember 2014, masih tersisa Rp 2,2 trliun. Kemudian, pemerintah mengalokasikan dana cadangan teknis BPJS Kesehatan dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 5 triliun. Namun, Fachmi berharap BPJS tidak terus-menerus menggunakan dana cadangan untuk membiayai pengobatan.

Salah satu alternatif yang paling memungkinkan adalah dengan menaikkan besaran iuran Peserta Bantuan Iuran (PBI) yang sebelumnya Rp 19.225,-. Kenaikan juga akan dialami peserta BPJS kelas I-III, namun besaran kenaikannya akan ditentukan oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).

"Kami masih hitung-hitung (besaran kenaikannya), tapi kami berharap agar pada tahun 2015 ini bisa masuk dalam skema APBN 2016 (khusus untuk PBI)," kata Fachmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com