Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi VIII DPR Bentuk Panja Investigasi Biaya Haji

Kompas.com - 27/02/2015, 13:23 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Sodik Mujahid mengatakan bahwa Komisi VIII DPR telah membentuk panitia kerja (panja) biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH). Sodik ditunjuk menjadi ketua panja yang dibentuk untuk melakukan investigasi terhadap kontrak akomodasi ibadah haji di berbagai sektor.

Sodik mengungkapkan, panja BPIH akan fokus menginvestigasi kontrak-kontrak kerja akomodasi haji. Misalnya kontrak penerbangan, kontrak pemondokan, catering, transportasi lokal, dan lainnya.

"Itu akan kita pelajari dan evaluasi, karena sebetulnya biaya ibadah haji bisa diturunkan, kita yakin bisa lebih murah, lebih bermutu dan harapannya lebih cepat durasi hajinya," kata Sodik, dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/2/2015).

Untuk tahap awal, kata Sodik, panja BPIH akan menelusuri kontrak kerja dengan maskapai penerbangan. Ia menilai transportasi penerbangan merupakan komponen terbesar atau mencapai sekitar 65 persen dari total biaya haji.

"Biayanya bisa ditekan, apalagi saat ini harga avtur turun," ujarnya.

Politisi Partai Gerindra ini menuturkan, kontrak pemondokan, katering dan kontrak transportasi lokal juga akan ditelusuri karena selama ini kontraknya selalu dilakukan dengan pihak ketiga.

Mengenai biaya pemondokan, Sodik yakin biayanya dapat ditekan dengan cara membayar uang sewa pemondokan lebih awal menggunakan uang muka biaya ibadah haji. Ia menyebut uang muka ibadah haji bisa mencapai sekitar Rp 30 triliun yang berasal dari jumlah jamaah haji Indonesia yang bisa mencapai 150.000 - 180.000 orang per tahun.

"Dengan uang tersebut, maka sewa pemondokan pun bisa dilakukan lebih dini dan lebih murah. Bahkan bisa mendapatkan pemondokan yang dekat dengan masjid," ujarnya.

Sodik menyampaikan, panja BPIH akan berangkat ke Arab Saudi pada 13 Maret 2015 nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com