Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekaman Kotak Hitam AirAsia QZ8501 Tak Tunjukkan Ada Indikasi Teror

Kompas.com - 20/01/2015, 11:24 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Berdasarkan hasil rekaman black box atau kotak hitam AirAsia QZ8501, tidak ditemukan indikasi ancaman serangan teror yang menyebabkan pesawat jatuh di Selat Karimata dalam penerbangan Surabaya-Singapura, Minggu (28/12/2014). Seluruh penumpang dan kru berjumlah 162 orang diperkirakan tewas.

"Jika terorisme, pasti ada bentuk ancaman di sana. Dalam situasi kritis, rekaman menunjukkan bahwa pilot sibuk mengendalikan pesawat," kata Andreas Hananto, ketua tim investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Senin (19/1/2015).

Hananto yang memimpin 10 anggota tim mengatakan, sejauh ini juga tidak ada tanda ledakan seperti dugaan sebagian orang. Hasil pemeriksaan parameter-parameter pemeriksaan yang mencapai 1.200 parameter, tidak ada indikasi tersebut.

Ia mengatakan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan kemungkinan terorisme di baik jatuhnya AirAsia QZ8501. Mereka tidak menemukan indikasi ancaman di kokpit pesawat selama penerbangan berlangsung hingga hilang kontak.

"Kami tidak mendengar suara orang lain selain pilot. Kami tidak mendengar suara tembakan atau ledakan. Untuk sementara, berdasarkan hal tersebut, kami mengabaikan kemungkinan terorisme," ujar Nurcahyo Utomo, salah satu investigator KNKT.

Utomo menjelaskan, rekaman suara di kokpit hampir seluruhnya dapat didengarkan dengan jelas dari kotak hitam. Informasi lain yang diperiksa adalah rekaman data penerbangan yang juga direkam kotak hitam sepanjang perjalanan.

Namun, mereka enggan menjelaskan lebih lanjut apa yang terjadi saat detik-detik jatuhnya pesawat itu karena sesuai undang-undang belum dapat diungkapkan sampai hasil investigasi final diselesaikan.

Hananto hanya mengatakan bahwa pada menit-menit akhir, rekaman kotak hitam menunjukkan suara mesin dan peringatan di dalam kokpit. Namun, rekaman tersebut harus dipilah-pilah lagi untuk diteliti lebih lanjut hingga seluruh rekaman selesai diekstrak. Sampai saat ini baru 30 menit dari rekaman berdurasi 2 jam yang berhasil ditranskrip, termasuk rekaman audio penerbangan sebelumnya hingga 40 menit setelah pesawat hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK,

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK,

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com