Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesudah Titik Terang Pertama Pencarian AirAsia QZ8501...

Kompas.com - 31/12/2014, 04:45 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com — Penemuan beberapa serpihan yang kemudian dipastikan sebagai bagian dari pesawat AirAsia QZ8501, Selasa (30/12/2014), menjadi titik terang atas hilangnya pesawat tersebut sejak Minggu (28/12/2014).

Pencarian pun akan berlanjut pada Rabu (31/12/2014), dengan fokus pencarian yang akan bergeser mendekati Pulau Kalimantan. Badan SAR Nasional—pemimpin upaya pencarian pesawat ini—menyebut area pencarian itu sebagai Sektor V.

Dani Prabowo <daniprabowo2411@gmail.com>
Pergeseran tersebut berdasarkan temuan serpihan pesawat dan jenazah pada Selasa. Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan akan mengirimkan tambahan 47 penyelam dari TNI Angkatan Darat, memperkuat 21 penyelam dan pasukan katak dari TNI AL yang sudah lebih dulu bersiap untuk proses pencarian ini.

"Prinsip kami ASAP, as soon as possible. Kami kerja secepatnya. Untuk itu, kekuatan penuh akan kita berikan," ucap Moeldoko. (Baca: Besok Pagi, 47 Penyelam Bantu Angkat Jenazah Korban Pesawat AirAsia QZ8501). Kapal berperalatan sonar juga akan dikirim ke kawasan ini.

Sementara itu, tim disaster victim identification (DVI) dari Polda Jawa Timur mulai mengumpulkan data antemortem para penumpang dan kru pesawat itu. Data ini diperlukan untuk proses identifikasi yang kemungkinan harus dilakukan, menyusul penemuan sejumlah jenazah di lokasi yang berdekatan dengan temuan serpihan bagian pesawat.

"Pengumpulan data antemortem ini juga mengumpulkan ciri fisik korban, seperti DNA, sidik jari, air liur, hingga kotoran telinga dari keluarga terdekat, seperti saudara, ayah, atau ibu," kata Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Polisi Budiyono, Selasa petang.

Seluruh temuan dari pencarian di laut akan diangkut terlebih dahulu ke crisis center di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, melalui Pelabuhan Kumai, menggunakan helikopter. Semua temuan, baik barang maupun korban, akan dikirim ke Surabaya, yang menjadi pusat penanganan krisis.

Dalam siaran pers-nya, AirAsia Indonesia memastikan, serpihan yang ditemukan pada Selasa siang adalah bagian dari AirAsia QZ8501 yang hilang pada Minggu pagi. Lokasi penemuan serpihan berada sekitar 110 mil laut di barat daya Pangkalan Bun, di Selat Karimanta.

Selain tiga jenazah yang sudah dipastikan telah ditemukan oleh Basarnas, keberadaan pesawat berikut penumpang dan kru lain di dalamnya belum diketahui. Saat hilang, pesawat ini mengangkut 155 penumpang dan 7 kru.

AFP PHOTO / BIMA SAKTI Pesawat AirAsia di Bandara Soekarno-Hatta, 28 Desember 2014. Pesawat AirAsia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang serta 7 awak, hilang kontak pada Minggu pagi, saat penerbangan dari Surabaya menuju Singapura.

Berhadapan dengan cuaca yang tak selalu ramah (Baca: Dua Jam Menuju Titik Terang Pertama Pencarian AirAsia QZ8501), pencarian akan berlanjut kembali mulai pukul 05.00 WIB, Rabu. "Tantangan yang dihadapi adalah ombak yang tingginya bisa lebih dari 3 meter," kata Kepala Basarnas Marsekal FHB Soelistyo, Selasa.

Sampai saat ini, pencarian telah melibatkan setidaknya 16 helikopter, 14 pesawat, 12 kapal, dan sejumlah kapal cepat dari beragam instansi di sekitar kawasan pencarian. Pencarian QZ8501 melibatkan pula tim dari luar negeri, seperti dari Malaysia, Singapura, Australia, dan Korea Selatan. Kapal dari Amerika Serikat juga sudah dalam perjalanan untuk turut mencari pesawat ini.

CEO AirAsia Tony Fernandes menolak menduga-duga penyebab insiden yang menimpa QZ8501. Dia tak mau berspekulasi tentang apa yang terjadi atas pesawat ini. "Saat ini biar fokus pada pencarian korban, jangan dulu berbicara penyebab kecelakaan," tepis dia. (Baca: CEO AirAsia Tony Fernandes: Mari Fokus ke Korban).

Para pakar penerbangan dari beragam belahan dunia sependapat bahwa saat ini masih terlalu dini untuk memastikan apa yang terjadi atas pesawat tersebut. "Sebagai penyidik, saya dilatih untuk melihat segala kemungkinan sampai mendapatkan bukti," kata Anthony Brickhouse, asisten profesor di Embry-Riddle Aeronautical University, seperti dikutip AFP.

Pesawat Airbus A320-200 yang digunakan penerbangan tersebut dilengkapi dengan emergency locator transmitter (ELT), yang dirancang memunculkan sinyal darurat ketika terjadi kecelakaan. Dalam insiden ini, belum ada sinyal ELT yang terlacak, hingga Selasa malam.

Adapun data paling mendasar tentang apa yang terjadi di saat-saat terakhir pesawat ini mengudara hanya dapat diperoleh dari kotak hitam yang terpasang di dalam pesawat. Peralatan ini merekam percakapan di dalam kokpit dan data sistem penerbangan.

bangaloreaviation.com Bocoran data radar terakhir dari pesawat AirAsia berkode penerbangan QZ8501 sebelum hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) pagi.
Gerry Soejatman, konsultan Whitesky Aviation yang berbasis di Jakarta, mengatakan, bukti yang ditemukan sejauh ini masih menyatakan, insiden QZ8501 hanya terkait dengan cuaca. "Sebagai faktor utama atau pendukung (belum dapat dipastikan juga)," ujar dia seperti dikutip AFP.

Menurut Gerry, pesawat AirAsia belum terdaftar dalam Aircraft Communication Addressing and Reporting System (ACARS), sekalipun sudah melengkapi diri dengan peranti untuk sistem tersebut. Dari insiden ini, Gerry menyatakan otoritas penerbangan Indonesia harus mendorong peningkatan penggunaan teknologi yang bisa membantu pencarian pesawat yang hilang.

Menurut sejumlah analisis, pesawat AirAsia QZ8501 hilang setelah gagal melewati awan kumulonimbus atau cumulonimbus (CB). Berdasarkan data yang diduga berasal dari salah satu menara kontrol lalu lintas penerbangan di bandara di Kalimantan—meski belum terkonfirmasi—kecepatan pesawat diduga tak mencukupi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com