Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Jam Menuju Titik Terang Pertama Pencarian AirAsia QZ8501

Kompas.com - 31/12/2014, 01:56 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

KARIMATA, KOMPAS.com - Laut Jawa bergelora dengan ombak berketinggian dua meter hingga tiga meter, Selasa (30/12/2014) pukul 11.30 WIB. Sebuah pesan radio dari pesawat P130 milik TNI AU diterima tim khusus Badan SAR Nasional di atas kapal KN224.

Pesawat mendapati visual contact benda terapung di koordinat 03.50.112 LS dan 110.29 BT. Benda tersebut diduga terkait dengan pesawat AirAsia berkode penerbangan QZ8501 yang hilang sejak Minggu (28/12/2014).

Perjalanan di tengah laut bergelora pun berlanjut, dengan satu tujuan yang lebih pasti dengan kabar tersebut. Reporter Kompas.com, Abba Gabrilin, yang berada di atas kapal KN224, mengikuti langsung proses untuk memastikan temuan visual tersebut.

"Goyangan kapal sangat terasa. Kami muntah sampai sudah tak ada lagi yang dimuntahkan," kata Abba dalam laporannya, Selasa malam, begitu mendapatkan sinyal untuk telepon selulernya, yang itu pun timbul tenggelam.

Informasi yang diterima KN224 segera diteruskan ke kapal perang KRI Bung Tomo yang posisinya lebih dekat dengan koordinat temuan visual itu. "Itu pun masih dua jam perjalanan laut," kata Kepala Kamar Mesin KN224 Made Oka.

Oka mengatakan KRI Bung Tomo sampai ke koordinat tersebut pada pukul 13.25 WIB. Ketinggian ombak yang mencapai dua meter, ujar dia, benar-benar menjadi tantangan bagi para koleganya di KRI Bung Tomo.

Selama setengah jam, tutur Oka berdasarkan komunikasi radio yang terus berlangsung di antara sesama tim pencari ini, tim di KRI Bung Tomo berkutat mendekati obyek berupa serpihan logam yang terombang-ambing di lautan.

"Pada pukul 13.55 WIB, Komandan KRI Bung Tomo Kolonel Laut Ian Sofyan mengabarkan serpihan (logam) sudah dapat dinaikkan ke kapal," tutur Oka. Namun, saat itu kepastian serpihan itu adalah bagian dari AirAsia juga tak seketika didapat.

Dari saluran radio yang Kompas.com turut mendengarkan langsung, Sofyan menyebutkan temuan yang sudah diangkat ke kapal adalah pintu darurat berwarna abu-abu perak dan tabung oksigen yang dirancang untuk 40 orang berdasarkan tulisan yang tertera di tabung itu.

Selain itu, sebut Sofyan, ada koper biru berdimensi 650x40 sentimeter persegi. Di dalam koper terdapat tiga payung, makanan ringan, dan bubur bayi. "Sudah tercampur dengan avtur," ujar dia.

Lewat komunikasi radio yang sama, Sofyan mengatakan telah menerima informasi tentang temuan yang diduga jenazah. "Diduga ada mayat terapung, tapi kami belum konfirmasi," kata Sofyan. Semua temuan yang sudah diangkat ke kapal, lanjut Sofyan, diterbangkan helikopter dan dibawa ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Kepastian pun datang dari darat. Tiga barang yang diangkat tim Sofyan, adalah titik terang pertama dari keberadaan pesawat AirAsia QZ8501."Kita temukan aspirator assembly yang sama dengan yang dimiliki pesawat AirAsia," ujar Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Soelistyo, dalam jumpa pers di Kantor Pusat Basarnas di Jakarta, Selasa malam.

Soelistyo mengatakan, aspirator assembly/slide craft (P/N 60322-105) memiliki kesamaan dengan pesawat AirAsia QZ8501. Basarnas, ujar dia, telah menghadirkan teknisi AirAsia untuk memastikan bahwa alat tersebut merupakan bagian dari pesawat AirAsia.

"Serpihan dari pesawat yang sampai sekarang ini barangnya sudah di-firm (dipastikan) tim AirAsia dan dibawa ke Pangkalan Bun," ujar Soelistyo. Adapun koper biru, sebut dia, diduga milik salah satu penumpang.

Menurut Soelistyo, alat ketiga yang diangkat KRI Bung Tomo adalah resevoir slide craft yang dipastikan milik pesawat AirAsia yang hilang tersebut. (Baca: Ini Tiga Benda yang Pastikan Pesawat AirAsia QZ8501 Ditemukan).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com