Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Transparan Ungkap Pencarian AirAsia QZ8501

Kompas.com - 29/12/2014, 11:48 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi V DPR RI meminta pemerintah Indonesia transparan dalam melaporkan perkembangan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12/2014) pagi.

Kata dia, laporan yang transparan akan sangat membantu dan mencegah terjadinya kebingungan seluruh keluarga penumpang.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia mengungkapkan, sampai saat ini informasi yang diberikan pemerintah masih sangat terbatas. Belum ada perkembangan baru yang diinformasikan pemerintah kecuali waktu hilangnya kontak dengan pesawat tersebut pada Minggu pagi di sekitar Tanjung Pandan, Bangka Belitung dan Pontianak.

"Kami berharap pemerintah dan otoritas Bandara Juanda serta Angkasa Pura I untuk transparan mengungkapkan hasil pencarian. Pihak keluarga penumpang harus mendapatkan informasi yang jelas. Mereka juga harus mendapatkan pelayanan yang baik," kata Yudi, dalam pernyataan tertulis, Senin (29/12/2014).

Secara terpisah, anggota Komisi V Umar Arsal juga meminta pemerintah bekerja keras menemukan kepastian pesawat AirAsia yang hilang kontak. Permintaan itu ia tujukan khususnya untuk Kementerian Perhubungan dan Badan SAR Nasional (Basarnas). "Paling tidak menemukan kondisi pesawat agar keluarga para korban tidak resah," ucap Umar.

Anggota Fraksi Partai Demokrat itu berharap peristiwa hilangnya kontak pesawat AirAsia dapat dijadikan pelajaran bersama. Terlebih jika penyebabnya adalah hal-hal yang seharusnya dapat diprediksi dan dihindari sehingga tidak menjadi preseden buruk bagi dunia penerbangan di Tanah Air.

"Kalau alasan cuaca, seharusnya pihak bandara sudah dapat mendeteksi kondisi cuaca. Pemerintah jangan hanya mengejar volume atau pasar, tetapi harus mengutamakan keselamatan para penumpang," kata Umar.

Pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura, Minggu (28/12/2014) pagi. Pada Minggu malam, upaya pencarian dihentikan karena kekhawatiran atas kondisi cuaca buruk.

Pesawat tersebut mengangkut 155 penumpang dan tujuh awak kabin, yang sebagian besar berasal dari Indonesia. Sementara itu, warga asing yang terdapat dalam penerbangan tersebut antara lain warga negara Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com