Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikabarkan Akan Dieksekusi Mati Bulan Ini, Gunawan Santoso Kebingungan

Kompas.com - 26/12/2014, 22:12 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Gunawan Santoso, terpidana mati kasus pembunuhan berencana bos PT Asaba, Boedyharto Angsono pada 2003 silam, Alamsyah Hanafiah mengatakan, Gunawan menghubunginya pada Kamis (25/12/2014) kemarin. Melalui telepon, menurut Alamsyah, Gunawan menyampaikan kegundahan hatinya karena mendengar kabar bahwa ia akan dieksekusi mati pada bulan ini. Saat ini, Gunawan mendekam di Lapas Pasir Putih, Pulau Nusakambang, Cilacap, Jawa Tengah. (Baca: PK Berkali-kali Bikin Eksekusi Hukuman Mati Terkatung-katung)

"Pada hari Natal kemarin, dia (Gunawan) telepon saya. Dia pinjam telepon Kalapas di sana. Dia kebingungan, dia tanya saya, 'Kok ada berita saya mau dieksekusi. Saya ngajukan grasi dan PK aja belum, kok mau dieksekusi'. Saya bilang, itu enggak benar," ujar Alamsyah, seperti dikutip Tribunnews.com, Jumat (26/12/2014).

Seperti diberitakan, Kejaksaan Agung berencana melakukan eksekusi terhadap sejumlah terpidana mati, di antaranya dua terpidana kasus pembunuhan dan tiga terpidana mati kasus narkoba. Belum jelas, siapa saja terpidana mati yang akan dieksekusi. Namun, Kejaksaan Agung memastikan akan mengeksekusi putusan dua terpidana mati kasus pembunuhan berencana berinisial GS dan TJ, pada Desember ini. (Baca: Kejagung Belum Tentukan Tanggal Eksekusi Dua Terpidana Mati)

Selanjutnya, kata Alamsyah, Gunawan menanyakan apakah kuasa hukumnya sudah mengajukan peninjauan kembali (PK). "Lalu, saya ditanya, 'Apa bapak sudah ajukan PK?'. Saya bilang, belum," katanya.

Alamsyah mengatakan, Gunawan selaku terpidana mati, kuasa hukum, pihak keluarga hingga rohaniawan yang biasa memberi pendampingan ke kliennya, belum menerima pemberitahuan dari kejaksaan tentang rencana eksekusi. Menurut dia, ada peraturan yang mewajibkan jaksa eksekutor untuk memberitahukan rencana eksekusi kepada terpidana mati yang akan dieksekusi dan kepada keluarganya. (Baca: Eksekuti Terpidana Mati di Nusakambangan Belum Jelas)

"Orangtuanya saja belum tahu. Malah mereka bertanya juga ke saya. Saya juga belum tahu ada rencana itu," kaa Alamsyah.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung menyatakan akan melaksanakan eksekusi terhadap enam terpidana mati sebelum berakhir 2014. Namun, baru dua terpidana yang dipastikan bisa diekseksi sebelum pergantian tahun 2014, yakni dua terpidana mati adalah kasus pembunuhan berencana, GS dan TJ. Keduanya tengah ditahan di dua lapas terpisah di Pulau Nusakambangan.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Tony Tribagus Spontan menyatakan, keduanya saat ini tinggal menunggu waktu pelaksanaan. Dan salah satu titik di Pulau Nusakambangan sudah disiapkan sebagai tempat pelaksanaan eksekusi.

Sementara itu, pelaksanaan eksekusi terhadap empat terpidana mati kasus narkotika tertunda karena alasan yuridis dan teknis. Mereka adalah PL, AH, ND dan MACM. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com