Munas Bali diselenggarakan oleh kubu Aburizal Bakrie pada 30 November-4 Desember 2014 lalu dan menetapkan Aburizal sebagai ketua umum yang mendapatkan dukungan penuh dari pemilik suara sah. Adapun munas di Jakarta digelar oleh Presidium Penyelamat Partai Golkar di bawah kepemimpinan Agung Laksono. Dalam munas di Jakarta, Agung terpilih sebagai ketua umum.
"Saya tidak dalam posisi memilih, tetapi tentu yang saya hargai yang lebih demokratis," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (8/12/2014).
Saat didesak mengungkapkan munas mana yang dia dukung, mantan Ketua Umum Golkar ini tertawa sambil berkata, "Masa tidak tahu?" katanya.
Kalla lantas balik bertanya kepada wartawan munas yang mana yang seharusnya dia dukung. Salah seorang wartawan mengeluarkan celetukan dengan menyebut munas di Ancol. Kalla pun menjawab, "Kau yang bilang yah," kata Kalla, kemudian meninggalkan awak media menuju ruangan kerjanya.
Terkait munas di Ancol yang mewacanakan pemilihan Kalla sebagai ketua dewan pertimbangan Golkar, Kalla mengaku belum mendapatkan tawarannya secara langsung. Kendati demikian, Kalla mengingatkan bahwa dia dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memutuskan untuk melepas jabatan di partai politik ketika menjabat presiden dan wakil presiden.
"Tentu semuanya harus dipertimbangkan segala aspek, khususnya saya dengan Pak Jokowi sudah punya keputusan untuk tidak aktif di jabatan politik, termasuk para menteri. Menteri-menteri semua ke luar dari partai, non-aktif dari partai," ujar Kalla.
Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, sebelumnya menyebutkan bahwa Munas IX Golkar versi tim Penyelamat Partai Golkar telah mendapat dukungan JK. Bersama Agung Laksono dan Agus Gumiwang, Priyo mengaku sudah menemui JK untuk meminta pandangan mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.
Munas di Ancol merupakan bentuk perlawanan sejumlah kader Golkar yang berseberangan dengan Aburizal Bakrie, yang baru saja terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum dalam Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali.
Dalam acara Munas IX di Bali, terbit keputusan pemecatan belasan kader Golkar, termasuk Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, Agus Gumiwang, dan Yorrys Raweyai. Mereka dianggap melawan keputusan partai dengan membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar yang tidak diakui oleh kubu Aburizal.
Sementara itu, dalam munas di Ancol, Agung Laksono terpilih sebagai ketua umum versi Presidium Penyelamat Partai Golkar. Setelah terpilih, Agung menyatakan bahwa partainya tak ingin lagi bergabung dalam Koalisi Merah Putih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.