Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba "Ngebut" dalam Munas Golkar Tandingan....

Kompas.com - 07/12/2014, 15:12 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Serba cepat. Itulah gambaran yang terasa dalam pelaksanaan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar versi tandingan yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta. Agenda pelaksanaan munas dipangkas.

Padahal, biasanya agenda Munas sangat padat lantaran harus ada laporan pertanggungjawaban ketua umum seperti yang dilakukan Munas Golkar di Nusa Dua, Bali.

Agenda Munas Golkar tandingan yang dibuat oleh Presidium Penyelamat Partai Golkar itu tak memberikan porsi untuk laporan ketua umum. Pasalnya, Presidium telah menonaktifkan Aburizal sebagai ketum.

Agenda Munas pada hari pertama, Sabtu (6/12/2014) malam, hanya membahas mengenai jadwal dan tata tertib. Acara kemudian dilanjutkan pada Minggu (7/12/2014). Dimulai pukul 10.00 WIB, Munas diteruskan dengan mendengarkan pandangan daerah beserta ormas pendiri dan ormas yang didirikan. Selanjutnya, Munas langsung menggelar sidang komisi.

Sebelum sidang komisi dimulai, Pimpinan Rapat Leo Nababan langsung mengingatkan agar semua peserta munas bergerak cepat.

"Di sini bukan organisasi mahasiswa yang titik koma saja dipersoalkan. Kita ingin cepat. Kalau ada yang mau bahas lebih detail, dan substansi, nanti di dalam forum rakernas habis ini," ujar Leo.

Peserta kemudian dibagi ke dalam tiga komisi. Komisi A membahas mengenai AD/ART dan keorganisasian, Komisi B membahas mengenai program kerja, dan Komisi C mengenai rekomendasi Munas.

Saat memulai rapat komisi, semua pimpinan rapat juga mengingatkan hal yang sama seperti diungkapkan Leo. Di setiap komisi bahkan sudah dibagikan draft keputusan yang akan diambil.

"Silakan dilihat dulu draftnya, kalau ada yang berikan pandangan silakan disampaikan. Tapi diingatkan bahwa kita harus mengingat waktu. Kalau ada yang detail nanti disampaikan dalam rakernas," ujar pimpinan rapat Komisi B Indra J Piliang.

Pantauan Kompas.com, setiap rapat komisi hanya dihadiri sekitar 20 orang. Meski terlihat sepi, Sekretaris Penyelamat Partai Golkar Tb Ace Hasan Syadzily mengklaim bahwa peserta sudah kuorum dan dihadiri pengurus DPD I dan DPD.

Ace juga mengaku bahwa pengurus yang datang tidak semuanya ketua, tetapi juga dihadiri wakil ketua, sekretaris, hingga bendahara.

Setelah rapat komisi, tiga calon ketua umum akan menyampaikan visi dan misi. Pemilihan ketua umum akan dilaksanakan malam nanti.

Ketua Penyelenggara Munas, Yorris Raweyai mengakui pihaknya berkejaran dengan waktu. Munas tandingan di Ancol ini ditargetkan selesai pada Senin (8/12/2014).

"Kami upayakan hari ini ditutup, karena besok langsung lapor ke Kumham," kata Yorris.

Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono juga mengungkapkan partainya harus bergerak cepat agar tidak keduluan kubu Aburizal dalam menyerahkan struktur kepengurusan Partai Golkar.

Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengungkapkan pihaknya mendapat "sinyal" dukungan dari pemerintah. Sinyal dukungan itu disebut Priyo didapatnya setelah menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah.

"Tunggu saja dulu. Tapi kalau kemarin dari hasil komunikasi dengan Kumham, Menkopolhukam, tanda-tanda kebaikan sepertinya mengarah ke sini," kata Priyo.

Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR Ade Komarudin sebelumnya menganggap Munas di Ancol sebagai Munas "oplosan". Munas tersebut dinilai telah melanggar aturan partai. (baca: Fraksi Golkar Anggap Munas di Ancol "Oplosan")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com