Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Bisa Saja Tidak Memilih Dua Calon Pimpinan KPK

Kompas.com - 28/11/2014, 12:12 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat bisa saja tidak memilih satu pun dari dua calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Anggota Komisi III DPR, Abu Bakar Al Habsyi, mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi dengan alasan efisiensi anggaran.

"Sangat mungkin itu terjadi (tidak memilih kedua calon). Itu juga yang sedang dipikirkan kawan-kawan," ujar Abu Bakar saat ditemui di Kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Menurut Abu Bakar, masih ada perdebatan dalam seleksi calon pimpinan KPK oleh DPR. Ada beberapa pilihan yang tengah dibahas. Salah satunya adalah anggota DPR tetap memilih salah satu calon, tetapi pelantikan dilaksanakan pada akhir 2015 berbarengan dengan berakhirnya masa jabatan empat pimpinan KPK lain.

Solusi lain yang sedang dikaji oleh anggota Komisi III DPR adalah menunda seleksi dengan alasan efisiensi anggaran. Namun, kata Abu Bakar, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK mengamanatkan pimpinan KPK berjumlah 5 orang.

Dalam isi keputusan yang diperoleh melalui rapat pleno Komisi III, Kamis siang, proses seleksi calon pimpinan KPK akan tetap dilanjutkan. Komisi III akan bertemu dengan Menteri Hukum dan HAM, pimpinan KPK, dan Sekretaris Pansel KPK. DPR juga akan melakukan uji kelayakan terhadap dua calon pimpinan KPK.

Secara terpisah, Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Keadilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengatakan, berapa pun jumlah pimpinan KPK, hal itu harus berdasar pada undang-undang dan konstitusi yang berlaku. Menanggapi mekanisme pemilihan calon pimpinan KPK di DPR yang tanpa dihadiri semua fraksi, Emerson mengatakan bahwa semua pihak terkait harus dilibatkan dalam pemilihan. Jika tidak, maka hal itu dapat menimbulkan preseden buruk terhadap keputusan DPR.

"Kalau cuma diputuskan dari pihak KMP (Koalisi Merah Putih), nanti orang beranggapan kalau pimpinan KPK itu dari versi KMP. Ini berpotensi menimbulkan preseden buruk buat DPR," kata Emerson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com