Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prosesi Pelantikan Jokowi Disamakan dengan Revolusi Tahun 1945

Kompas.com - 18/10/2014, 03:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Hanya ada dua momen besar yang menjadi sejarah di Indonesia. Pertama, revolusi (1945) dan yang kedua ialah proses Jokowi menjadi presiden. Demikian pemaparan singkat dari Koordinator Kirab Budaya Syukuran Rakyat, Jay Wijayanto.

Dalam hal ini, yang dimaksud ialah antusias dalam menunjukkan keinginan rakyat terhadap pemimpinnya, seperti pada revolusi kemerdekaan rakyat saat merebut kemerdekaan dari para penjajah pada 1945, dan yang kedua, seperti animo masyarakat pada proses Joko Widodo menjadi presiden ke-7 RI.

"Orang bergerak secara organik itu kali kedua (di Indonesia). Pertama, revolusi (1945), yang kedua ya Jokowi ini," kata Jay saat berkunjung ke kantor Tribunnews.com, di Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (17/10/2014) malam.

Menurut Jay, gelaran acara syukuran pesta rakyat pelantikan Jokowi-JK yang akan digelar pada tanggal 20 Oktober akan menjadi perhatian banyak masyarakat.

"Orang tidak peduli dengan presentasi. Semua orang cuma mau melihat Jokowi. Itu berbeda dengan karnval. Sebagus apa pun presentasi, orang lebih akan melihat kepada Jokowi,"

Konser Salam 2 Jari yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (5/7/2014) lalu juga menunjukkan antusiasme dan keinginan rakyat kepada Jokowi. Menurut penuturan Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, gerakan seperti itu membuktikan besarnya dukungan rakyat kepada Jokowi-JK. Dengan dukungan lebih dari 300.000 orang yang berlangsung spontan tanpa mobilisasi, konser yang menggetarkan dan didukung lebih dari 1.000 artis tersebut merupakan "maklumat rakyat" untuk kemenangan Jokowi.

"Semua bukti bahwa GBK menjadi tanda bersatunya seluruh elemen masyarakat untuk hadir dengan sukarela dan mereka berbahagia di dalamnya," kata Hasto.

Media sosial pun disebut-sebut menjadi mata rantai yang saling menyatu dengan antusiasme rakyat pendukung Jokowi itu dengan masifnya kicauan (tweet) bagi Jokowi.

Meski begitu, Jay melanjutkan bahwa pihaknya tetap berjanji menyelesaikan segala perizinan terkait rencana digelarnya acara syukuran pesta rakyat seusai pelantikan presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 20 Oktober mendatang.

"Kita harus berjanji menulis surat persetujuan kepada pihak terkait," kata Jay.

Jokowi-JK direncanakan akan menyapa seluruh rakyat Indonesia sekaligus menyampaikan pidato kerakyatan pertama kali dan ditutup dengan doa dan pemotongan tumpeng di Monumen Nasional (Monas).

Jay memperkirakan bahwa jumlah pendukung maupun relawan Jokowi-JK akan membanjiri acara di tempat itu. Sementara itu, sekitar pukul 14.00 WIB, juga akan diadakan konser rakyat bersama grup band Slank dan ratusan artis papan atas dari kelompok aksi revolusi harmoni.

Dia mengaku mengkhawatirkan jumlah massa yang datang.

"(Di bawah lantai lantai Monas) Ada terowongan bawah tanah. Kami tidak mengerti apakah mampu menampung kekuatan (jumlah massa yang datang)," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com