Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan: AD/ART Tak Mengatur Ketua Umum PDI-P Harus Trah Soekarno

Kompas.com - 23/09/2014, 14:12 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, tak ada ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai yang menyatakan bahwa Ketua Umum DPP PDI-P harus berasal dari trah Soekarno. Menurut dia, apa yang berlangsung di PDI-P dengan kembali dipilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum, hanya perwujudan dari etika politik.

Puan mengatakan, keberadaan trah Soekarno juga diperlukan untuk menjaga dukungan dari simpatisan PDI-P di akar rumput. Pasalnya, banyak dari mereka mendukung PDI-P karena mengagumi figur Soekarno.

"Ya itu enggak ada dalam AD/ART, itu etik dalam berpolitik saja. Secara internal menjadi perekat yang ada di wilayah-wilayah basis grass root," kata Puan, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Menurut Puan, yang menjabat Ketua Fraksi PDI-P, internal PDI-P sepakat bahwa trah Soekarno masih diperlukan untuk mengisi posisi Ketua Umum PDI-P. Kehadiran trah Soekarno, jelas dia, diperlukan karena saat ini PDI-P tengah PDI-P bertransformasi menjadi partai pemerintah setelah 10 tahun berada di luar pemerintahan.

"Ini bukan hanya sebagai pertimbangan strategi politik, ini memang kami perlukan dalam menjalankan trah Bung Karno sesuai dengan koridornya. Dan, yang bisa mengawal itu memang hanya trah Soekarno," ujar dia.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo menyatakan bahwa partainya harus selalu dipimpin oleh keturunan Soekarno. Menurut Tjahjo, PDI-P hanya akan merekat jika dipimpin oleh keturunan presiden pertama Republik Indonesia tersebut.

"Selama partai ini ada, yang memimpin harus dari keturunan Bung Karno," kata Tjahjo.

Oleh karena itu, kata Tjahjo, dia menyambut positif kesediaan Megawati Soekarnoputri kembali menjadi Ketua Umum DPP PDI-P periode 2015-2020. Kesediaan Megawati itu merupakan jawaban dari aspirasi pengurus PDI-P di tingkat provinsi yang disampaikan dalam forum Rakernas IV, pekan lalu.

Tjahjo menegaskan, tradisi yang dijalankan PDI-P ini bukan suatu hal yang buruk dalam proses demokrasi. Pasalnya, PDI-P merupakan partai yang khas dan tradisi serupa juga terjadi di beberapa negara lain di mana ada sejumlah partai yang identik dengan keturunan tokoh tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com