Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN dan PKS Akan Dicap Pengkhianat Reformasi jika Terima Kepala Daerah Dipilih DPRD

Kompas.com - 08/09/2014, 17:16 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia, Ray Rangkuti, menyarankan kepada Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera untuk menolak rencana pelaksanaan pilkada oleh DPRD. Ray menyebutkan, PAN dan PKS adalah dua partai yang lahir pada era reformasi. Untuk itu, bila ikut menyetujui pilkada dipilih langsung oleh DPRD, dua partai tersebut akan dicap sebagai pengkhianat reformasi. Sebab, bila pilkada kembali dilakukan oleh DPRD, situasi politik akan kembali seperti pilkada pada zaman Orde Baru.

"PAN dan PKS ini lahir pada era reformasi. Nah, sekarang mereka pada barisan yang hendak mengembalikan pilkada seperti zaman Orde Baru. Artinya, bila ini terjadi, PAN dan PKS akan dicap sebagai pengkhianat reformasi," kata Ray dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (8/9/2014).

Ray juga menyebutkan, pelaksanaan pilkada oleh DPRD juga merugikan pihak PAN dan PKS. Sebagai partai papan tengah, PAN dan PKS tidak punya kekuatan dominan di provinsi-provinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil pemilu legislatif, PAN dan PKS hanya berada di tingkat lima besar, kalah jumlah kursi dari partai-partai besar, seperti PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, maupun Demokrat.

Bila tetap mempertahankan pilkada langsung oleh rakyat, Ray memprediksi peluang kader PAN maupun PKS untuk menang tetap terbuka. Ray mencontohkan kader PKS yang berhasil memenangi pemilihan gubernur di Sumatera Utara, yaitu Gatot Pujo Nugroho, di Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan Ahmad Heryawan yang bahkan dua kali memenangi Pilgub Jawa Barat. Begitu juga dengan kader PAN Bima Arya yang berhasil memenangi Pilwalkot Bogor.

"Mereka (PAN dan PKS) punya kader-kader berkualitas yang berpeluang menang bila tetap dengan pemilihan langsung," kata Ray.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Nasional
Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Nasional
Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com