Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Kaji Kemungkinan Negara Kelola Aset Sitaan

Kompas.com - 02/09/2014, 15:39 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisi Pemberantrasan Korupsi mengkaji kemungkinan negara mengelola aset yang berupa hasil sitaan KPK terkait kasus-kasus korupsi. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, pihaknya tengah mempelajari kemungkinan tersebut melalui kerjasama dengan institusi lain seperti perusahaan pengelola aset, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN.

"Kalau memang aset-aset itu bisa dikelola oleh BUMN yang secara spesifik mengelola aset-aset hasil sitaan," kata Bambang di Jakarta, Selasa (2/9/2014).

Contoh aset sitaan yang bisa dikelola negara adalah perusahaan. Namun, sejauh ini KPK belum pernah menyita suatu perusahaan atau badan usaha.

"Yang sekarang dimiliki KPK itu unit asset tracing (penelusuran aset), pengelolaan aset itu nanti kalau aset sudah disita, baru dikelola," sambung Bambang.

Nantinya, lanjut dia, keuntungan dari aset sitaan yang dikelola negara itu akan masuk ke kas negara.

Bambang juga berkomentar seputar aset milik Gubernur Banten nonaktif, Atut Chosiyah, yang baru divonis empat tahun penjara dalam kasus dugaan suap sengketa pilkada Lebak, Banten. (baca: Atut Divonis 4 Tahun Penjara)

Menurut Bambang, KPK terus memantau pergerakan aset Atut. Jika KPK menemukan bukti adanya aset yang berasal dari tindak pidana korupsi, Atut bisa dijerat dengan pasal dalam undang-undang tentang pencucian uang.

"Seandainyan pun dialihkan dan kami tahu dialihkannya karena hasil korupsi, itu masih bisa (diusut). Bahkan di dalam TPPU (tindak pidana pencucian uang), sampai sidang sedang berjalan kalau kemudian ditemukan aset hasil kejahatan, masih bisa ditarik dan dimasukkan dalam tuntutan," tambah Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com