Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Sudah ke Eropa, RUU KUHP-KUHAP Terancam Gagal Disahkan

Kompas.com - 24/08/2014, 13:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Menjelang pergantian anggota DPR menuju periode 2014-2019 pada 30 September mendatang, ternyata masih banyak pekerjaan rumah yang belum dituntaskan para anggota Dewan sebelumnya. Salah satunya penyelesaian pembahasan RUU KUHP/KUHAP.

Anggota Panitia Kerja (Panja) RUU KUHP/KUHAP, Trimedya Panjaitan, mengakui, RUU ini diperkirakan tidak akan tuntas dibahas dalam periode DPR 2009-2014. Pasalnya, Panja RUU KUHP/KUHAP sama sekali belum membahas hal-hal substantif pasal per pasal dalam kedua RUU itu.

"Belum ada perkembangan apa-apa karena kemarin kan sibuk pileg dan pilpres. Jadi, memang belum ada apa-apa. Besok (Senin, 25 Agustus 2014), Komisi III baru akan rapat internal untuk menentukan agenda, termasuk soal panja ini mau bagaimana. Kalau menurut saya, nggak akan mungkinlah terkejar untuk periode DPR sekarang," ujar Trimedya saat dihubungi, Minggu (24/8/2014).

Politisi PDI Perjuangan itu mengaku, panja hingga kini baru memanggil sejumlah elemen masyarakat untuk dimintai masukan terkait RUU yang menuai banyak kontroversi ini. Dia setuju apabila pembahasan RUU KUHP/KUHAP dilanjutkan oleh pemerintahan yang baru.

"Karena ini belum masuk DIM (daftar isian masalah), baru RDP (rapat dengar pendapat) jadi masih banyak PR-nya. Lebih baik dilanjutkan pemerintahan yang baru," imbuh Trimedya.

Kunker ke Eropa

Awalnya, DPR bersama dengan pemerintah menargetkan agar RUU KUHP/KUHAP selesai pada periode DPR tahun ini. Namun, melihat masih banyaknya pekerjaan rumah, target itu kemungkinan tidak akan tercapai.

Padahal, dalam penyusunan RUU ini, beberapa anggota Panja RUU KUHP/KUHAP sudah bertolak ke negara-negara di Eropa dengan alasan studi banding.

Setidaknya, empat negara dikunjungi anggota panja, yakni Perancis, Rusia, Inggis, dan Belanda. Rombongan yang terdiri dari 15 orang ini berangkat mulai April 2013. Uang miliaran rupiah sudah dikeluarkan untuk kegiatan mereka.

Terkait kunjungan kerjar (kunker) itu, Trimedya mengakui belum ada laporan apa pun dari perjalanan anggota Dewan ke sana. Trimedya bersama anggota dari Fraksi PDI-P lainnya tidak ikut dalam rombongan.

"Belum ada hasilnya, mungkin baru akan dilaporkan besok itu di dalam rapat internal komisi," ujar Ketua DPP PDI-P itu.

Mulai dari awal

Apabila RUU KUHP/KUHAP ini gagal disahkan pada DPR periode sekarang, maka pembahasan kedua RUU itu akan kembali mengulang dari awal. Pasalnya, tidak ada istilah carry over (melanjutkan) pembahasan yang sudah ada.

Nasib RUU KUHP/KUHAP yang sejak awal selalu masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) selalu gagal dibahas sampai tuntas di setiap periode DPR. Trimedya mengatakan, tidak adanya carry over menyebabkan persoalan RUU KUHP/KUHAP sulit dituntaskan dalam lima tahun periode DPR.

"Memang tidak mungkin jika RUU ini pembahasannya terburu-buru. Jadi, DIM pasti akan banyak sekali dan butuh pembahasan yang panjang," ucap dia.

Namun, Trimedya melihat pembahasan RUU KUHP/KUHAP yang dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya tetap mempunyai sisi positif. Dia menilai, pasal-pasal kontroversial yang ada dalam draf RUU itu bisa diperbaiki oleh pemerintah.

Salah satu yang menjadi kontroversi dalam RUU KUHP/KUHAP adalah persoalan pelemahan kewenangan KPK dalam hal penyadapan, penangkapan, penahanan, hingga penuntutan. KPK sudah sejak lama meminta pemerintah membatalkan pembahasan RUU ini dan memperbaiki pasal-pasal yang dianggap melemahkan KPK.

Terkait hal itu, Trimedya mengaku belum membahasnya dengan Joko Widodo sebagai presiden terpilih periode 2014-2019. Dia hanya memastikan bahwa Jokowi berkomitmen untuk membereskan penegakan hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com