Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye di Monas, Jokowi "Disemprit" Bawaslu

Kompas.com - 30/06/2014, 19:17 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAs.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menjatuhkan sanksi teguran tertulis kepada calon presiden Joko Widodo karena terbukti melakukan pelanggaran administrasi pemilu. Pelanggaran itu dilakukan Jokowi saat berkampanye di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Minggu, 22 Juli 2014.

"Kami juga menyatakan ada pelanggaran administrasi yang dilakukan Joko Widodo terkait kampanye yang dilakukan di silang Monas," ujar anggota Bawaslu, Nelson Simanjuntak, dalam keterangan pers di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2014).

Kegiatan kampanye yang dimaksud adalah aktivitas Jalan Sehat Revolusi Mental dengan titik start di silang Monas. Dalam acara yang berlangsung bertepatan dengan hari ulang tahun DKI Jakarta itu, Jokowi melepas acara gerak jalan peserta.

Tim kampanye Jokowi menyatakan, kegiatan itu bukan kampanye. Jokowi hanya mampir menyapa pendukungnya. Namun, menurut Bawaslu, saat melepas peserta jalan sehat itu, Jokowi menyampaikan ajakan untuk memilihnya pada pemungutan suara Pemilu Presiden (Pilpres) Juli 2014.

"Berdasarkan rekaman yang kami terima, Jokowi menyampaikan ajakan (memilih)," kata Nelson.

Menurut Nelson, pelanggaran yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta non-aktif itu adalah berkampanye di tempat yang dilarang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Nelson mengatakan, pemerintah DKI Jakarta melarang aktivitas kampanye yang dilakukan di silang Monas, Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Sudirman. Penanganan kasus itu dilakukan atas laporan dari pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Selasa (24/6/2014) lalu.

"Kasus kami putuskan Jumat dan langsung kami sampaikan surat ke KPU," kata Nelson.

Ia mengatakan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, KPU diberi waktu untuk menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu dengan menyampaikan teguran pada Jokowi paling lambat tujuh hari setelah rekomendasi disampaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com