Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kalangan Terdidik "Jatuh Cinta" kepada Prabowo?

Kompas.com - 18/06/2014, 23:45 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Warga kelas menengah dan terdidik di Indonesia lebih menaruh hati kepada sosok calon presiden Prabowo Subianto. Hal itu terungkap dari hasil survei yang dipaparkan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam seminar "Memilih Presiden yang Pro Kelestarian Hutan dan HAM" di Jakarta, Rabu (18/6/2014).

"Kelas menengah yang terdidik lebih suka dengan gagasan yang berapi-api, jatuh cinta pada Prabowo," kata Burhanuddin.

Kelas menengah terdidik yang memilih Prabowo tidak terkait dengan gender. "Perempuan yang terdidik juga lebih memilih Prabowo," ujarnya.

Yang mengherankan, kata Burhanuddin, dari pilihan itu bukan subyek yang dipilih, melainkan alasan pemilihan calon presiden. Ia menuturkan, kelas menengah terdidik masa kini ternyata cenderung emosional dalam memilih calon presiden yang tepat. Banyak warga kelas menengah menentukan pilihannya dengan dasar kualitas personal yang hanya dilandasi persepsi.

"Ini yang mengherankan. Kok bisa orang dengan pendidikan tinggi lebih ke sana," kata Burhanuddin.

Menurut dia, perlu ada studi terkait kelas menengah yang lahir dalam 8 tahun terakhir, terutama tentang cara berpikirnya. Ia menengarai warga kelas menengah yang muncul 8 tahun terakhir secara fisik dan pendapatan baik, tetapi mindset-nya kurang.

Hasil survei terbaru dari sejumlah lembaga riset, elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla menurun, sementara Prabowo-Hatta merangkak naik. Berdasarkan survei terkini Indikator Politik Indonesia, selisih kedua calon capres-cawapres kira-kira 8 persen.

Menurut Burhanuddin, naiknya elektabilitas Prabowo-Hatta terkait dengan banyaknya anggota masyarakat yang percaya dengan black campaign tentang Jokowi dan tidak efektifnya kampanye negatif tentang Prabowo terkait isu hak asasi manusia. Prabowo-Hatta memiliki keunggulan pada kriteria-kriteria pemimpin lama, seperti kompetensi dan kepemimpinan. Adapun Jokowi-JK punya keunggulan pada soal integritas dan empati yang merupakan nilai-nilai pemimpin baru.

Sayangnya, kata Burhanuddin, warga yang peduli pada kejujuran sebagai indikator integritas justru berkurang. Tahun 2013, 60 persen warga Indonesia mengutamakan kejujuran. Kini, hanya tinggal 40 persen. Hal ini juga memengaruhi turunnya elektabilitas Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com