Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Diapresiasi Sediakan Penerjemah Bahasa Isyarat Saat Debat Capres

Kompas.com - 16/06/2014, 09:19 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) diapresiasi terkait penyediaan penerjemah bahasa isyarat (sign interpreter) dalam debat kedua calon presiden (capres) di Jakarta, Minggu (16/6/2014) malam. Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menilai KPU telah memfasilitasi kelompok disabilitas untuk ikut menyimak debat tersebut.

"Adanya penerjemah bahasa isyarat yang disiapkan KPU merupakan terobosan bagus untuk menjembatani penyandang disabilitas rungu (tuna rungu) yang ingin mengetahui visi dan misi capres," ujar Koordinator Nasional JPPR Muhammad Afifuddin di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Dia menilai, penerjemah bahasa isyarat seharusnya juga disediakan KPU dalam setiap tayangan iklan televisi layanan masyarakat mengenai sosialisasi Pemilu Presiden 2014. Menurut Afifuddin, saat ini, akses informasi soal pemilu bagi penyandang disabilitas masih sangat terbatas.

"Akses informasi harus dibuat sebanyak mungkin untuk mensosialisasikan gagasan dan visi misi capres," ujar peraih gelar master ilmu komunikasi politik Universitas Indonesia itu.

Dua kandidat capres Prabowo Subianto dan Joko Widodo berdebat soal pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Debat tersebut disiarkan secara langsung oleh beberapa stasiun televisi.

Pada layar televisi, di sudut kiri bawah tampak penerjemah bahasa isyarat yang menerjemahkan ucapan kandidat dan moderator. Penerjemah juga menggambarkan suasana di dalam ruang debat seperti ketika masing-masing kubu meneriakan capresnya. Penerjemah itu tampil secara bergantian sejak awal acara debat hingga akhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com