Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Hanura Rendah, Iklan WIN-HT Diminta Dihentikan

Kompas.com - 06/05/2014, 10:25 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo diminta menghentikan tayangan iklan yang menampilkan pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden dari Hanura Wiranto-Hary Tanoe (WIN-HT).

Permintaan itu muncul dari internal Hanura yang menilai iklan-iklan tersebut tak memberi manfaat untuk partainya. Malahan, iklan itu dianggap membelenggu Ketua Umum Hanura Wiranto dalam menjajaki peluang koalisi dengan partai lain untuk menghadapi pemilu presiden mendatang.

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura Kristiawanto, iklan-iklan yang terus diulang itu semakin mempertegas bahwa Hary Tanoe tak memahami kegagalannya dalam memenangkan Pileg 2014. Ia berharap iklan tersebut tak lagi ditayangkan.

"Mengherankan, iklan Win-HT masih diputar di media MNC Group, sangat naif sekali," kata Kristiawanto saat dihubungi, Selasa (6/5/2014).

Ia melanjutkan, sebagai Ketua Bappilu Hanura dan pemilik grup MNC, Hary Tanoe seharusnya mudah menghentikan tayangan iklan tentang pasangan bakal capres-cawapres yang akan diusung. Dengan perolehan pileg yang tak signifikan, Hanura harus berkoalisi dengan partai lain jika ingin "eksis" pada pemerintahan selanjutnya.

"Iklan tersebut diulang-ulang tak ada manfaatnya. Harusnya iklan itu sudah dihentikan melihat pemilu sudah usai, dan Hanura tidak signifikan perolehannya," tutur Kristiawanto.

Setelah pileg 9 April lalu, iklan WIN-HT masih muncul di televisi, terutama di MNC Grup. Padahal, berdasarkan hasil hitung cepat, Hanura hanya mendapat suara sekitar 5 persen atau berada di urutan 10. Dalam UU tentang Pilpres, syarat pengusungan capres-cawapres, yakni 20 persen perolehan kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional.

Melihat hasil itu, Hary Tanoe terus dikritik di internal Hanura. Selain tayangan iklan yang dianggap strategi yang keliru, Hary Tanoe dinilai tak memaksimalkan kinerja tim pemenangan partai. Buntutnya, Hary Tanoe didesak untuk mengundurkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com