Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2014, 20:48 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi berharap Wakil Presiden Boediono dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan jujur saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi Century dengan terdakwa Budi Mulya. Boediono dijadwalkan untuk bersaksi dalam persidangan pada 9 Mei, sementara Sri Mulyani dipanggil sebagai saksi pada 2 Mei mendatang.

"Kehadiran Boediono, kita harapkan menyampaikan keterangan jujur apa yang terjadi ketika itu tentang pemberian FPJP Century sehingga kasus ini bisa terurai dengan jelas dan apa yang disampaikan Boediono bisa jadi bahan KPK mengembangkan kasus Century," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Rabu (30/4/2014).

Harapan yang sama juga disampaikan Johan terkait dengan rencana pemeriksaan Sri Mulyani dalam persidangan. "Saya kira sama ya harapan untuk semua saksi untuk menceritakan yang sesungguhnya terjadi, sejauh mana peran Sri Mulyani saat pemberian FPJP dan keputusan Century berdampak sistemik," lanjut Johan.

Mengenai prosedur pengamanan Boediono saat bersaksi dalam persidangan nanti, Johan mengatakan bahwa KPK akan berkoordinasi dengan protokoler Istana Wapres. Sebagai wakil presiden, Boediono tentu akan mendapatkan pengawalan yang berbeda. KPK telah mengirimkan surat panggilan resmi kepada Boediono untuk bersaksi dalam persidangan.

"Teknis pengamanan dan sebagainya, Pak Boediono punya protokoler khusus sebagai wapres dan pengamanan jalannya sidang hakim yang memutuskan. Pengamanan membawa saksi ke persidangan, KPK punya peran sehingga perlu berkoordinasi lebih lanjut. Saya belum tahu sejauh mana koordinasi yang sudah dilakukan," tutur Johan.

Kendati demikian, menurut Johan, KPK berharap majelis hakim memutuskan jalannya sidang berjalan dengan terbuka, seperti persidangan pada umumnya. Saat ditanya apakah Boediono akan mendapatkan fasilitas khusus selama bersaksi dalam persidangan, Johan mengaku belum mendapatkan informasi mengenai kemungkinan itu.

Akan hadir

Sebelumnya, Juru Bicara Wapres Yopie Hidayat menyatakan bahwa Boediono berencana hadir dalam persidangan dan berniat menyampaikan keterangan di hadapan majelis hakim mengenai duduk perkara pengambilalihan Bank Century oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Menurut Yopie, Boediono berkomitmen membantu dan mendukung penegakan hukum skandal bail out Rp 6,7 triliun Bank Century. Dalam kasus ini, Budi Mulya selaku deputi gubernur Bank Indonesia didakwa melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang terkait pemberian FPJP kepada Bank Century dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

Dia didakwa bersama-sama dengan Boediono, Miranda S Goeltom selaku Deputi Senior BI, Siti Fadjriah selaku Deputi Gubernur Bidang 6, Budi Rochadi, almarhum selaku Deputi Gubernur Bidang 7, Robert Tantular, dan Harmanus H Muslim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com