Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Aburizal Sulit Menang"

Kompas.com - 25/04/2014, 07:49 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar sekaligus bakal calon presiden partai itu, Aburizal Bakrie diperkirakan bakal sulit memenangi Pemilu Presiden 2014. Dukungan untuk Aburizal dinilai terlalu kecil.

"Mencalonkan boleh. Tapi siapa yang mau? Teman-teman yang mau bergerombol ke sana siapa? Karena pemetaan semua relatif setara," kata peneliti LIPI, Siti Zuhro, dalam diskusi di DPD, Jakarta, Kamis (24/4/2014). Dia pun berpendapat Partai Golkar tak punya greget.

Siti mengatakan setelah ada pergerakan dari partai politik berbasis massa Islam, Golkar terlihat mulai bersemangat bekerja sama. Namun, dia melihat hanya ada perubahan pada semangat.

Apalagi muncul pernyataan Aburizal yang mengatakan akan tetap maju dan bila kalah akan mendukung sang pemenang, menurut dia memperlihatkan sikap pragmatis Golkar. Pernyataan itu, imbuh dia, membuat partai menengah akan enggan mendekat.

Sementara itu, politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Laode Ida, enggan mengomentari pencalonan Aburizal. "Karena memang sudah terlalu paten gitu dia ga mau mundur jadi capres. Padahal masih gitu-gitu saja," kilah dia.

Namun, Laode menyarankan Aburizal mencari pendamping bersuku Jawa bila tetap maju mencalonkan diri dalam Pemilu Presiden 2014. Dia beralasan saat ini konstitusi belum menerapkan sistem yang proporsional menimbang jumlah pemilih di setiap daerah.

Dalam sistem yang tak mempertimbangkan proporsionalitas menyebabkan kemenangan di Pemilu Presiden mutlak hanya berdasarkan total perolehan suara. "Harusnya, kayak di Amerika lah, wakil (re: pemilih) tidak sama nilai suaranya. Kalau tidak, presiden tetap orang Jawa lah," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com