"Pemilu ini bukan soal warna partai. Ini soal orang bermasalah dan tak bermasalah," ujar Anies, di Jakarta, Rabu (9/4/2014). "Pemilu kali ini harus jadi ajang kompetisi orang tak bermasalah, orang baik lawan orang bermasalah. Kita harus memastikan bahwa orang yang terpilih akan hadir untuk mengurus bukan menguras negara."
Anies mengatakan pemilu keempat di era reformasi ini harus menjadi ajang kebangkitan "wong waras" dan orang bersih, sekaligus penghabisan orang bermasalah. "Indonesia membutuhkan kemenangan orang baik," tegas dia.
Orang baik, saling membantulah
"Kita perlu orang bersih dan kompeten berbondong-bondong menang dalam pemilihan umum," kata Anies. Menurut dia, orang-orang baik akan terus kalah dan tumbang dalam pemilu adalah ketika orang-orang baik lainnya hanya menonton dan tak membantu.
Sikap skeptis masyarakat yang memicu keengganan memilih, ujar Anies, adalah akibat dari pemikiran orang-orang yang semula baik atau terlihat baik pada akhirnya tetap saja terjerat kasus korupsi. Ibaratnya, sebut dia, ada pemikiran memilih anggota legislatif itu ibarat membersihkan sepatu yang sudah pasti akan kotor lagi.
"(Ada pemikiran) buat apa membersihkan sepatu, toh bisa terkotori lagi. Tapi kalau dibersihkan rutin, dipakai dengan baik, dijaga dari cipratan kotor, maka sepatu itu akan aman, akan bersih. Kalau pun terkotori, tugas kita adalah memastikan bahwa sepatu itu rutin dibersihkan," papar Anies.
Sebelumnya, Presiden SBY dalam jumpa pers di kantor kepresidenan, Selasa (8/4/2014), meminta masyarakat menggunakan hak pilihnya sebaik-baiknya. Presiden juga meminta masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban. Presiden meminta rakyat Indonesia menjaga pemilu berlangsung bebas tanpa tekanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.