Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden 2014, Haruskah Tokoh Muda?

Kompas.com - 14/03/2014, 23:37 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah lama masih dominan pada pesta demokrasi tahun 2014 ini. Wajah lama yang dimaksud adalah mereka yang pernah mencalonkan diri atau politisi senior. Akan tetapi, ada juga wajah-wajah baru yang dianggap bisa membawa harapan baru. Haruskah tokoh muda diberi kesempatan untuk memimpin Indonesia? 
 
Peserta Konvensi Capres Demokrat, Dino Patti Djalal, mengatakan, Indonesia harus dipimpin oleh tokoh muda yang masih memiliki kemampuan dan mumpuni. Ia yakin rata-rata kaum muda memiliki sikap dan pikiran yang progresif sehingga mampu membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia.

"Meskipun, ada juga anak muda yang berpikir konservatif dibanding seniornya. Padahal, seharusnya mereka berpikir progresif," kata Dino saat mengisi diskusi Tokoh Muda di Pentas Politik 2014 di Jakarta, Jumat (13/4/2014).

Hadir dalam diskusi tersebut calon presiden Konvensi Partai Demokrat Dino Patti Djalal, sejarawan Anhar Gong-Gong, politisi Partai Hanura Indro Tjahjono, dan akademisi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Yuliandre Darwis.

Dino pun menyambut baik munculnya berbagai tokoh muda yang ikut berkompetisi dalam Pilpres 2014. Salah satunya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang akan diusung sebagai bakal capres PDI-P karena telah mendapat mandat dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Jokowi itu tokoh muda yang sangat spesial. Saya ikut senang kalau dia meramaikan (persaingan di pilpres). Jadi, regenerasi tokoh muda akan semakin solid dan maju," kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika itu.

Sementara itu, Anhar kurang setuju dengan pernyataan Dino. Menurutnya, untuk menjadi seorang capres, tidak dilihat dari sisi usia. Yang terpenting, kata dia, calon tersebut memiliki jiwa muda.

"Dari segi usia, Dino ini sebenarnya sudah tua. Soekarno jadi presiden pada umur 44 tahun. Sutan Syahrir jadi perdana menteri pada umur 34 tahun. Itu fakta. Tapi, persoalannya, saya enggak setuju harus muda atau tua yang pimpin Indonesia. Yang benar dan terpenting adalah mereka mempunyai jiwa muda dan bisa memimpin bangsa ini," kata Anhar.

Sementara itu, Indro menyayangkan partai politik yang enggan mengusung tokoh muda sebagai capres dan cawapresnya. Menurutnya, hanya Hanura berani mendukung tokoh muda, yakni Hary Tanoesoedibjo sebagai cawapres.

"Belum ada partai lain yang berani untuk mengangkat tokoh muda untuk diberi kesempatan maju. Karena saya yakin, anak muda punya potensi yang khas dibandingkan tokoh tua," ujar dia.

Yuliandre setuju dengan pernyataan Indro itu. Dia menilai, mesin partai yang ada saat ini umumnya tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, mereka gagal melahirkan tokoh baru di internal partai.

"Regenerasinya muter-muter saja. Walaupun digiring-giring, parpol umumnya tidak sukses melakukan itu (regenerasi), kecuali hanya ambil (tokoh) yang sudah jadi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com