Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditahan, Anas Berkicau di Twitter soal Dahlan-SBY untuk Pilpres 2014

Kompas.com - 17/01/2014, 20:01 WIB
Hindra Liauw

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus Hambalang, Anas Urbaningrum, berkicau soal politik melalui akun Twitter-nya, @anasurbaningrum, setelah mendekam di Rutan KPK, Jakarta, sejak 10 Januari 2014. Kali ini, Anas, mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, menganjurkan agar Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono maju sebagai calon wapres. Adapun calon presiden yang dianjurkan adalah Menteri BUMN Dahlan Iskan, yang juga peserta Konvensi Capres Partai Demokrat dengan elektabilitas paling tinggi.

Anas menyebut, Dahlan cocok menjadi capres Partai Demokrat lantaran dinilai paling mampu mendongkrak elektabilitasnya. Secara otomatis, elektabilitas Partai Demokrat pun ikut terangkat. "Kalau Pak Dahlan makin naik elektabilitasnya, Demokrat juga, atas kerja jaringan politik dan medianya, Pak Dahlan layak dapat reward. Reward terbaik adalah PD ajukan Dahlan-SBY pada pilpres 2014," kicau Anas, Jumat (17/1/2014).

Selain itu, Anas juga sempat mengomentari perubahan slogan Dahlan, dari "Dahlan Yes, Demokrat No" menjadi "Dahlan Yes, Demokrat Yes". Perubahan slogan itu dinilai sebagai pilihan yang pas.

"Jadi benar adanya jika slogannya "Dahlan Yes, Demokrat Yes. Justru pasti ada yg bertanya mengapa sebelumnya ada slogan "Dahlan Yes Demokrat No. Slogan itu agak kontradiktif dengan posisi Pak Dahlan sebagai peserta konvensi. Pasti ada yg menulis, peserta konvensi kok kampanye NO kpd partainya. Kalau slogan Dahlan Yes Demokrat No lbh cocok kalau Pak Dahlan sebagai capres independen," kicau Anas.

Ia mengatakan, hal mustahil bagi parpol untuk mengusung capres ketika perolehan suara pada pemilu legislatif jeblok. Anas pun mendoakan Dahlan agar sukses dalam memenangi Konvensi Capres Partai Demokrat.

"Saya mendoakan agar Pak Dahlan sukses sebagai bagian dari masa kini Partai Demokrat. Dulu Pak Dahlan bercerita kepada saya segan dan cenderung tidak mau kalau diundang ikut konvensi. Politik dinamis, pemikiran dan pertimbangan dinamis, langkah-langkah pasti selalu disesuaikan," kata Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Nasional
Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Nasional
Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Nasional
LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Nasional
Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Nasional
Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com