Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romana Kerap Disiksa Majikan dan Penampungnya di Malaysia

Kompas.com - 18/12/2013, 22:48 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Romana de Yesus (14), korban perdagangan manusia, diketahui kerap mendapat siksaan dari majikannya di Malaysia. Tak hanya itu, siksaan yang diterima Romana terkadang juga datang dari seorang berinisial MAM, agen tenaga kerja yang menampungnya di sana.

Kasubdit Human Trafficking Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Pol Agung Yudha menjelaskan, Romana dapat bekerja di Malaysia atas bantuan seorang sponsor pencari tenaga kerja bernama Vita. Romana kemudian bertolak dari kampung halamannya di Nusa Tenggara Barat ke Malaysia melalui Batam pada Maret 2013.

"Di sana, ia ditampung oleh seorang agen penyalur tenaga kerja Malaysia bernama MAM," kata Agung di Bareskrim Polri, Rabu (18/12/2013).

Agung melanjutkan, Romana kemudian disalurkan kepada seorang warga keturunan China bernama Oo Ahoong. Oleh majikannya tersebut, Romana kerap dimarahi dan mendapat pukulan.

Tak hanya itu, ia juga tak mendapat gaji yang seharusnya menjadi haknya. Romana pun akhirnya hanya mampu bertahan selama dua minggu di rumah Oo Ahoong.

Kemudian, Agung mengatakan, setelah keluar dari rumah Oo Ahoong, Romana kembali ke tempat penyalur tenaga kerja yang menampungnya selama di Malaysia.

Di sana, rupanya ia kembali mendapat siksaan dari MAM. Siksaan tersebut terus dilakukan hingga pada akhirnya ia disalurkan ke seorang warga Malaysia bernama Siti Aisyah yang kebetulan tengah mencari tenaga kerja.

"Bekerja di tempat Siti Aisyah dia cocok. Tapi setelah satu bulan ditarik (oleh MAM)," katanya.

Rupanya, selama bekerja di tempat Siti, Romana menceritakan perlakuan yang diterimanya kepada majikannya tersebut. Oleh Siti, Romana diminta melaporkan tindakan penyiksaan yang diterimanya kepada Polisi Diraja Malaysia.

Agung mengatakan, mendapat laporan tersebut, pihak kepolisian kemudian berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di Penang, Malaysia. Kepolisian setempat lalu menangkap Oo Ahoong dan MAM untuk kemudian diproses secara hukum.

"Sekarang yang bersangkutan (Romana) masih ditampung di shelter KJRI di Penang, sembari menunggu proses persidangan mantan majikannya dan penampungnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com