Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Elektabilitas Ical Tak Memuaskan karena Bajing Loncat”

Kompas.com - 20/11/2013, 10:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kota Banda Aceh Muntasir Hamid berpendapat, penyebab tidak meningkatnya elektabilitas Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon Presiden di Pemilu 2014 disebabkan oleh orang-orang terdekatnya. Menurut Muntasir, ekslusivisme di tubuh Partai Golkar membuat orang-orang di luar lingkar dalam Ical merasa disisihkan.

“Yang kami sayangkan, sekarang yang menjadi tuan rumah adalah si 'Bajing Loncat'. Saya tidak mau sebut siapa. Golkar itu kan banyak kader, tapi tiba-tiba satu orang ini masuk dan mengatur semua strategi Ical sebagai calon presiden yang nyatanya masih jauh dari memuaskan,” ujar Muntasir saat dihubungi, Selasa (18/11/2013).

Muntasir juga mempersoalkan para pengurus Dewan Pimpinan Pusat yang tidak menyerap aspirasi dan keluhan pengurus daerah tingkat dua (kabupaten dan kota), terutama terkait dana logistik.

Menurut Muntasir, para pengurus DPP ini tidak pernah melaporkan adanya masalah di daerah. “Di depan Ical mereka hanya beri tahu yang bagus-bagus saja seolah-olah tidak ada masalah di daerah,” katanya.

Selain itu, para pengurus DPP Partai Golkar, lanjut Muntasir, tidak pernah melontarkan kritik kepada Ical. Mereka selalu memuji ical. Padahal, menurut dia, jika memang benar-benar ingin Ical menang dalam Pilpres 2014, orang-orang dekat Ical mesti memberikan kritikan.

Muntasir menyatakan, 200 pengurus DPD II Partai Golkar akan tetap hadir dalam forum rapat pimpinan nasional yang akan digelar pekan ini meski tidak diundang. “Kami akan sampaikan langsung persoalan yang ada, yang merasakan itu kami. Kami yang merupakan ujung tombak partai. Kalau Ical hanya dipuja-puji tinggal tunggu tamat saja,” ujarnya.

Sebelumnya, politisi Partai Golkar, Poempida Hidayatulloh juga mengutarakan persoalan eksklusivisme orang-orang di lingkaran Ical yang menyulitkan kader dan pengurus lain dari faksi berbeda untuk berkomunikasi.

“Sebagai ketum partai, dia harus bisa merangkul apa pun perbedaan pendapat yang muncul dalam forum yang lebih terbuka sehingga bisa berinteraksi dengan dia. Sekarang terkesan tertutup,” ucap Poempida.

Pencalonan Ical sebagai presiden beberapa waktu lalu memang sempat diributkan oleh politisi senior Partai Golkar seperti Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung. Akbar mempertanyakan keabsahan penetapan Ical sebagai Ketua Umum tanpa melibatkan pengurus Dewan Pimpinan Daerah tingkat II Partai Golkar.

Selain itu, Akbar juga sempat melayangkan surat kepada DPP Partai Golkar terkait dengan evaluasi pencalonan Ical lantaran elektabilitas pemilik Bakrie Grup itu tak juga meningkat. Akbar pun menyinggung soal keluhan pengurus daerah yang merasa tidak diperhatikan Ical. Mereka mengeluhkan soal pencairan dana operasional kampanye dan dana saksi yang belum juga cair. Hal ini kemudian menimbulkan isu bahwa Partai Golkar tengah dilanda krisis finansial. Namun, hal ini dibantah Ical.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com