"Saya kira Pak Ical harus punya etika bagaimana mempunyai pendamping. Kalau Demokrat format yang sekarang terjadi adalah konvensi, dan ini harus dipatuhi semua kader, termasuk Soekarwo," ujar Max saat dihubungi Rabu (13/11/2013).
Max menjelaskan bahwa Partai Golkar sejauh ini tidak menjalin komunikasi secara kepartaian dengan Partai Demokrat sehingga, pendekatan terhadap Soekarwo, sebut Max, lebih kepada individu.
"Ini jadi sangat tergantung kepada Pak Soekarwo. Kalau dia sampai mau, dia harus lepas atribut Partai Demokrat," ujarnya.
Max menduga Ical sengaja mengembuskan wacana mendekati Soekarwo untuk meraup suara di Jawa Timur. "Kami tahu Pakde Karwo itu jadi sasaran empuk karena banyak pendukungnya di Jawa Timur. Kami juga tidak akan lihat hitam dan putih," ucapnya.
Rapat Pimpinan Nasional kelima Partai Golkar yang akan dilakukan pada akhir November 2013 ini akan membahas calon wakil presiden untuk Ical. Pembahasan cawapres akan menjadi agenda tambahan rapimnas yang difokuskan membahas strategi pemenangan Pemilihan Legislatif 2014.
Beberapa pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Partai Golkar mengemukakan sejumlah nama kepala daerah yang dianggap layak menjadi pendamping Ical. Beberapa di antaranya yakni Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang diusung DPD Golkar Jawa Timur, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X yang diusulkan DPD Golkar DIY, dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo yang diajukan DPD Golkar di beberapa wilayah Indonesia tengah dan timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.